Di abad ke-21 ini, sepak bola semakin banyak digemari oleh berbagai pihak di seluruh dunia. Tidak hanya laki-laki, bahkan kaum hawa pun banyak yang menggemari olah raga ini. Di Indonesia sendiri perkembangan sepak bola dimulai sejak PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) berdiri pada 19 April 1930 (bimbie.com). Dari tahun ketahun perkembangan sepak bola di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Bahkan beberapa kali masuk ke dalam perkancahan Internasional. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini, sepak bola di Indonesia mendapatkan beberapa masalah dari dalam maupun dari luar. Alfred Rield mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat persepakbolaan di Indonesia tidak dapat berkembang adalah kebrutalan dalam bermain. Inilah salah satu penyebab bencana yang terjadi dalam persepakbolaan Indonesia.
Bencana Persepakbolaan di Indonesia menyangkut organisasi besar dunia yaitu FIFA. FIFA menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia karena mereka menganggap adanya intervensi pemerintah. Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke-lah yang menekan surat pemberian sanksi itu dan mengabarkannya kepada Sekjen PSSI Azwan Karim. Melalui sanksi itu, FIFA melarang organisasi sepak bola Indonesia, PSSI, untuk bertanding dalam berbagai turnamen internasional.
Tidak hanya itu, dengan jatuhnya sanksi FIFA terhadap Indonesia tersebut, PSSI tidak diperkenankan menerima berbagai macam bentuk bantuan dari FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (Metrotvnews.com).
Sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA kepada PSSI tentu menjadi pukulan tersendiri untuk dunia persepakbolaan di Indonesia, para pemain sepak bola akan merasa terpuruk dengan adanya sanksi dari FIFA ini. Tapi apakah ini akhir dari dunia persepakbolaan di Indonesia? Tidak. Masyarakat seharusnya menerima karena sanksi sudah dijatuhkan dan hal yang bisa dilakukan ialah menjalankan sanksi tersebut agar tidak terjadi bencana yang berkelanjutan lagi. Selain itu, ada baiknya jika para pemain sepak bola tidak meratapi apa yang sudah terjadi karena bagaimanapun juga sanksi dari FIFA tidak serta merta mematikan aktivitas persepakbolaan di Indonesia.
FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk mengikuti turnamen internasional di level Asia Tenggara, khususnya bagi tim U-23. Tim U-23 kita tetap diberi kesempatan untuk dapat berlaga di SEA Games Singapura. Kedua, seluruh aktivitas di dalam negeri masih tetap bisa diselenggarakan kendati kompetisi tersebut tidak diakui FIFA. Artinya, aktivitas klub dan seluruh event sepak bola masih bisa berlangsung sehingga denyut ekonomi dan sisi hiburan bagi rakyat tetap bisa berjalan. (Metrotvnews.com)
Bisa dilihat dari fakta diatas bahwa bencana ini bukanlah akhir dari segalanya, bahkan bisa dikatakan bahwa ini bisa menjadi pelajaran kepada dunia persepakbolaan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Lagipula pembekuan PSSI bukanlah pembubaran dari sepak bola di Indonesia bukan? Kita ingin sanksi FIFA itu menjadi momentum pembenahan tata kelola organisasi. Hal ini penting agar saat sanksi itu kelak dicabut kembali, PSSI mampu menghasilkan prestasi yang tidak lagi memalukan. Maka dari itu, anggaplah bencana ini sebagai pelajaran yang pasti akan bergunya nantinya pada dunia persepakbolaan mendatang.