Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Menggali Makna Buruh di Tahun 2014

30 April 2014   15:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01 80 0

Peringatan 1 mei bagi seorang buruh bukanlah seremonial semata, melainkan peringatan tersebut lebih dari sekedar makna pengharapan bagi nasib seorang buruh, aksi dan solidaritas menyuarakan peningkatan taraf kesejahtraan menjadi langkah pasti bagi setiap buruh untuk dapat turun kejalan untuk menyuarakan nasib mereka.






Bukan sekedar peningkatan UMR yang menghendaki mereka turun kejalan, namun, lebih dari menuntut status kesejahtraan perlindungan dari segala aspek kehidupan, dua aspek yang terpenting menurut penulis adalah perlindungan dari segi kesehatan dan pendidikan, kesehatan bagi seluruh anggota keluarga  dan pendidikan yang layak untuk didapatkan oleh anak dari seorang buruh,apalagi dua bulan setelah peringatan hari buruh adalah tahun ajaran baru bagi para generasi bangsa, SPP dan kelengkapan sekolah tentulah menjadi PR bagi para buruh untuk dapat memenuhinya,sedikit simpanan dari upah yang didapatkan harus beralih kepada hal yang prioritas ini, belum lagi persiapan untuk memasuki bulan ramadhan, setidaknya sepotong baju dan celana juga akan menjadi prioritas mereka untuk sekedar membahagiakan keluarga kecilnya. andaikan kedua bentuk perlindungan ini dipenuhi oleh para pengusaha maka setidaknya sudah sangat membantu para buruh untuk dapat menikmati upah standart minimum sebagai wujud kerja keras dan pengabdian.





Tahun 2014 merupakan tahun momentum politik bagi sebagian calon pemimpin untuk selalu menyemai benih janji kepada buruh, janji tersebut bagaikan angin surga yang turun dari langit, sesaat menyejukkan namun belum tentu direalisasikan, para serikat pekerja bukan lagi disegani oleh para pengusaha melainkan disegani oleh para politisi busuk yang siap menjerat mereka dengan segenap janji manis dari mulut manis dan rambut klimis para politisi.





Di Amerika kekuatan buruh menjadi kekuatan politik yang sangat disegani bagi para pemilik modal, mereka mampu berdiri sejajar dalam tataran perjuangan hak dengan para pemilik modal, di Indonesia posisi tawar buruh seakan melemah ketika para pengusaha mengeluh dengan  tuntutan upah dengan mengancam akan memberikan PHK dan berdalih tidak akan menanamkan sahamnya lagi di Indonesia, dengan modus tersebut dapat mempengaruhi pola pikir para stakeholder untuk mencari jawaban win win solution dengan tetap menyakinkan para buruh untuk tidak menuntut UMR.




Miris sungguh miris, semoga langkah kaki dan semangat aksi untuk menuntut kesejahtraan tetap di hati, jangan mau terjebak pada modal dusta (modus) para politisi… selamat hari buruh ..


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun