Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Hari Jum'at Itu

5 Agustus 2011   10:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 99 0
Ups, aku terlambat,

kulirik jam di tangan.

Besok long weekend,

bergegas kurapikan file-

file-ku walau masih ada

sedikit tugas yang

belum selesai. Tak

mengapa karena ini

malam spesial bagi

kami. Aku telah

menyiapkan Pappagallo

Iced Cake ‘With All My

Heart’ dan sebotol

Inniskillin Ice Wine.

Kami akan

merayakannya berdua

saja di kos an di yau ma thei nanti.

Dia pasti telah

menungguku di causewabay mtr Station*.

Duh, jangan sampai dia

berubah pikiran, sudah

dari seminggu yang lalu

aku membujuknya

dengan susah payah.

Pulang kerja malam ini

kami berencana hang

out lebih dulu di cafe pocka sekalian

menikmati musik.

Aku lega, dia tidak

ngomel malahan

senyumnya manis sekali,

menggandeng tanganku

berjalan menuju halte

bus di depan sogo,

namun tiba-tiba dia

menarikku masuk ke

restoran KFC. Aku

bingung dan bertanya,

tapi dia hanya

tersenyum. Dia mencari

tempat di sudut,

menyuruhku duduk dan

menunggu. Dia pergi

dan kembali membawa

Iced Cappuccino Float

dan Egg Tart, duduk di

depanku, menatapku

dan menggenggam

jemariku.

“Jangan marah ya,

honey. Aku nggak

pengin ke cafe itu. Aku

pengen menikmatinya

di sini,” rayunya.

“What? Di KFC?”

“Iya, aku pengin

mengingat masa

pedekateku duluuuuu.

Saat aku nggak punya

duit tapi pengin

mengajakmu ke KFC”

Aku terpaku bengong.

Akhirnya terjawab

sudah senyum manisnya

tadi. Ingatanku lalu

melayang ketika kami

baru jadian dulu, yang

justru membuatku

tersenyum dan ingin

menggodanya.

“Iya ya, dulu modalmu

cuma permen doang.

Lalu sekarang kok cuma

Egg Tart?” Aku

memasang wajah

bingung.

“Hahaha, aku punya

rencana kita pulang dan

makan malam di

rumah.”

“Di rumah?” jeritku

tertahan.

“Aku akan masak mie

kuah rasa Tom Yam

special untukmu.”

Seketika aku ikut

terbahak. Dia memang

selalu penuh kejutan.

“Ehm… untuk

mengingat dulu kita

sering bangun tengah

malam, kelaparan, lalu

mengendap endap ke

dapur, masak mie kuah

dan mencuri udang

Mama di kulkas. Iya,

kan?” tambahku cepat.

Dia nyengir. Aku

tersenyum menatapnya.

Dia tidak pernah

berubah.

Kesederhanaan dan

sikap apa adanya itulah

yang dulu membuatku

jatuh cinta dan hingga

kini aku tidak pernah

berhenti mencintainya.

“Darling, kamu nggak

berubah deh!”

“Apanya? Cintaku,

kan?” katanya penuh

percaya diri.

“Bukan…”

“So?”

“Pelitnya!”

Hahaha…

Tawa kami pecah dan

berserakan ke seluruh

ruangan, parkir di jidat

orang sekitar dan

membentuk tanda

tanya. Lalu nangkring di

loudspeaker dan

bersaing dengan suara

serak dan sexy Bryan

Adams.

“It still feels like our first

night together

Feels like the first kiss…”

I love you, My Soulmate.

Cup!

Mwach!

―Hongkong―

(Di tengah panasnya cuaca yang  mampu melelehkan cintaku dan cintanya)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun