kulirik jam di tangan.
Besok long weekend,
bergegas kurapikan file-
file-ku walau masih ada
sedikit tugas yang
belum selesai. Tak
mengapa karena ini
malam spesial bagi
kami. Aku telah
menyiapkan Pappagallo
Iced Cake ‘With All My
Heart’ dan sebotol
Inniskillin Ice Wine.
Kami akan
merayakannya berdua
saja di kos an di yau ma thei nanti.
Dia pasti telah
menungguku di causewabay mtr Station*.
Duh, jangan sampai dia
berubah pikiran, sudah
dari seminggu yang lalu
aku membujuknya
dengan susah payah.
Pulang kerja malam ini
kami berencana hang
out lebih dulu di cafe pocka sekalian
menikmati musik.
Aku lega, dia tidak
ngomel malahan
senyumnya manis sekali,
menggandeng tanganku
berjalan menuju halte
bus di depan sogo,
namun tiba-tiba dia
menarikku masuk ke
restoran KFC. Aku
bingung dan bertanya,
tapi dia hanya
tersenyum. Dia mencari
tempat di sudut,
menyuruhku duduk dan
menunggu. Dia pergi
dan kembali membawa
Iced Cappuccino Float
dan Egg Tart, duduk di
depanku, menatapku
dan menggenggam
jemariku.
“Jangan marah ya,
honey. Aku nggak
pengin ke cafe itu. Aku
pengen menikmatinya
di sini,” rayunya.
“What? Di KFC?”
“Iya, aku pengin
mengingat masa
pedekateku duluuuuu.
Saat aku nggak punya
duit tapi pengin
mengajakmu ke KFC”
Aku terpaku bengong.
Akhirnya terjawab
sudah senyum manisnya
tadi. Ingatanku lalu
melayang ketika kami
baru jadian dulu, yang
justru membuatku
tersenyum dan ingin
menggodanya.
“Iya ya, dulu modalmu
cuma permen doang.
Lalu sekarang kok cuma
Egg Tart?” Aku
memasang wajah
bingung.
“Hahaha, aku punya
rencana kita pulang dan
makan malam di
rumah.”
“Di rumah?” jeritku
tertahan.
“Aku akan masak mie
kuah rasa Tom Yam
special untukmu.”
Seketika aku ikut
terbahak. Dia memang
selalu penuh kejutan.
“Ehm… untuk
mengingat dulu kita
sering bangun tengah
malam, kelaparan, lalu
mengendap endap ke
dapur, masak mie kuah
dan mencuri udang
Mama di kulkas. Iya,
kan?” tambahku cepat.
Dia nyengir. Aku
tersenyum menatapnya.
Dia tidak pernah
berubah.
Kesederhanaan dan
sikap apa adanya itulah
yang dulu membuatku
jatuh cinta dan hingga
kini aku tidak pernah
berhenti mencintainya.
“Darling, kamu nggak
berubah deh!”
“Apanya? Cintaku,
kan?” katanya penuh
percaya diri.
“Bukan…”
“So?”
“Pelitnya!”
Hahaha…
Tawa kami pecah dan
berserakan ke seluruh
ruangan, parkir di jidat
orang sekitar dan
membentuk tanda
tanya. Lalu nangkring di
loudspeaker dan
bersaing dengan suara
serak dan sexy Bryan
Adams.
“It still feels like our first
night together
Feels like the first kiss…”
I love you, My Soulmate.
Cup!
Mwach!
―Hongkong―
(Di tengah panasnya cuaca yang mampu melelehkan cintaku dan cintanya)