Mamah sering berkata, Nak sampai kapan kamu akan terus begini? Kamu sekarang sudah dewasa, tapi belum juga mau menjalankan yang namanya puasa. Nak ingat, umur semakin bertambah, berarti ajal juga semakin dekat. Kamu mau masuk neraka? Sepatah kata pun aku tidak menjawab apa yang dikatakan mamah kepada ku. Tiap kali aku dinasehati, aku selalu beranjak dari tempat ku untuk menjauhi mamah.
Setelah aku pisah dari mamah dan keluarga tercinta, penyesalan kadang sering datang menghantui diriku. Diri ku sering bertanya, sampai kapan aku akan seperti ini? Apakah dosa-dosa ku bisa terampuni?
"Ya Allah.. dalam perjalanan hidup ini, engkau titipkan hamba mu ni kepada kedua orang tua ku. Dengan penuh kasih sayang, cinta dan kasih, telah merawat, mendidik dan membesarkan hamba. Tidak ada terucap kata menyesal dari mulut mereka. Sungguh hamba mu ini tidak tau bersykur, masih ada yang menyayangi hamba. Ya Allah bukakan lah pintu surga mu untuk kedua orang tua ku. Dan bukakan lah pintu maaf bagi ku untuk taubat dijalan yang benar". Amin
Berkat kesendirian ku, akhirnya aku banyak belajar dari pengalaman masa lalu, teman, dan lingkungan sekitar. Sehingga saat ini aku telah banyak mengalami perubahan. Walau sekarang jauh dari kedua orang tua, tapi ramadhan ini tetap aku jalani dengan penuh kenikamatan dan keikhlasan.
Sekarang aku sudah bisa menjalani ramadhan dengan sungguh-sungguh tanpa didampingi keluarga. Malah hidup sendirilah yang membuat aku banyak belajar untuk disiplin dan merubahnya. Meskipun hidup sendiri terasa berat, karena semua dilakukan dengan sendiri, aku bisa ikhlas menjalaninya.
Puasa kali ini aku menarget bisa full. Sehingga kelak ketika aku ngumpul lagi dengan keluarga, aku bisa ikut menjalani ramdhan bersama-sama.
Inilah cerita hidup aku di bulan ramdhan yang membuat hidup aku lebih bermakna dan lebih disiplin untuk menata hidup kedepannya yang lebih cerah dan ceria.
"Bersama Telkomsel ceria kan Ramadhan mu"