..dan, kalian menangis lagi malam ini..Entah untuk keberapa kalinya..Berteriak tanpa suara,tapi nadanya terdengar melengking meski dalam hati.Kutahu kalian lelah..Teramat lelah..bahkan untuk menghentikan tangisan itupun,mungkin tak sanggup.Sudah, menangislah lagi…Dan berjanjilah, setelah itu kalian harus terlelap.Biar matahari yang menyeka sisa airmata itu esok pagi… 24 Juli 2012………..02.00 A.M Masih terngiang umpatan demi umpatan yang keluar dari mulut kecil itu. Aku hanya terdiam. Mencoba mendengarkan lebih seksama, tapi sulit. Kalian mencoba menumpahkan segala rasa yang ada. Tanpa sadar, isak tangis itu keluar serentak dengan cerita sedihmu. Hanya beberapa patah kata yang bisa terdengar jelas. Selebihnya…berantakan. Kalian marah..menangis…mengumpat..berteriak…berceracau disaat yang bersamaan. Meski menangis, terkadang lirih rindu tetap terdengar di akhir keluh kesahmu. Oh, inilah intonasi nada paling  tidak mengenakkan. Hati kalian, perempuan, selalu menjadi misteri. Aku hanya ternganga. Bagaimana mungkin luapan amarah dan teriakan itu masih saja diselingi lirih rindu di penghujung curhat kalian? Hahaha..Aku tidak heran. Itulah alasan kenapa kami menyukai kalian. Pesan singkat dari yang lain muncul. Isinya hampir sama. Cerita tentang lelaki yang juga sama. Rasa sakit yang tidak berbeda dan…kesimpulannya tetap sama, kau belum juga sanggup melupakannya. Aku membalas pesanmu, dengan kata yang juga sama..seperti perbincangan-perbincangan sebelumnya. Dan kau tersenyum…tampaknya bersemangat. Tapi tidak, aku yakin besok kau akan menangis lagi..masih dengan cerita…..yang sama.
Tu non llores por favor.. Please don’t cry.. Perempuan Yang Bermimpi…
KEMBALI KE ARTIKEL