Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bocah Bersenjata Api di Rumah Sakit Kampus

18 Februari 2011   16:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29 352 0
[caption id="" align="aligncenter" width="638" caption="Ilustrasi anak dengan senapan (sumber: http://operatorchan.org/k/)"][/caption] Ketika berselancar dalam situs-situs berita lokal, sebuah ritual rutin sebelum berangkat kuliah, ada berita yang menghebohkan dan menyedot perhatian saya. Seorang laki-laki dilaporkan berkeliaran membawa senapan di rumah sakit kampus Iowa, yang termasuk salah satu rumah sakit terbaik di Amerika Serikat. Berita semacam ini memang bisa dibilang 'anomali' karena kota Iowa adalah kota kecil berpenduduk sekitar 60 ribu orang, termasuk di dalamnya puluhan ribu mahasiswa, staf dan dosen kampus. Jadi, kalau musim liburan, Anda bisa bayangkan betapa sepinya kota ini karena bisa jadi hampir setengah populasi pergi ke luar kota untuk liburan atau pelesiran. Itulah Iowa. Sisi positifnya, kota ini sepi dari kriminalitas. Kalau membandingkan tingkat kriminalitas kota Iowa dan Chicago, misalnya, kita seolah sedang membandingkan tanah dengan langit. Bentuk-bentuk kejahatan di kota ini berkutat di urusan tabrak lari di jalan tol, mabuk di bawah umur, pelecehan seks, dan sejenisnya. Jarang terdengar ada kejahatan melibatkan senjata api. Bahkan ada teman yang berkelakar bahwa banyaknya polisi berkeliaran di jalan dan tingginya angka tilang disebabkan rendahnya tingkat 'kejahatan' yang sesungguhnya. Intinya, karena polisi kurang kerjaan, akhirnya berkeliaran di jalan. Berdasarkan ulasan dari lapan berita KWWL, ceritanya begini. Polisi kampus mendapatkan beberapa laporan lewat telepon sekitar jam 11 siang dari masyarakat ikhwal seorang laki-laki yang membawa senapan di rumah sakit kampus. Tepatnya, di dekat tempat parkir nomor 4. Pukul 11:22, polisi tiba di TKP dan menemukan seorang bocah berusia 14 tahun yang sedang berusaha menyembunyikan senapannya. Sebagai bagian dari prosedur, anak tersebut diperintah untuk melepaskan senjatanya dan mengangkat tangannya. Beberapa saat kemudian, tibalah ibu si bocah tadi dan menjelaskan bahwa senapan tersebut hanyalah replika. Alias senapan mainan. Polisi akhirnya memerintahkan mereka untuk menyimpan senapan mainan itu di dalam bagasi mobil, agar orang lain tidak merasa terancam. Untuk sebagian kita di tanah air, ketakutan semacam ini mungkin terdengar konyol atau mengada-ada. Pertanyaannya, "Masa orang tidak bisa membedakan senapan mainan dengan senapan betulan?" Tapi, kalau dilihat dari banyaknya kasus penembakan di kampus dalam rentang beberapa tahun ke belakang, kita bisa paham trauma seperti ini. Apalagi, beberapa minggu ke belakang, baru saja ada kejadian yang juga cukup menghebohkan. Seorang napi yang sedang dirawat di rumah sakit ini kabur dengan mencuri mobil seorang mahasiswa setelah sebelumnya mencederai mahasiswi tersebut. Dia, akhirnya, tertangkap sedang bersembunyi di dekat perbatasan setelah dilaporkan mencuri empat mobil orang untuk melarikan diri. Beda kota, beda jenis kejahatannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun