[caption id="attachment_203211" align="alignleft" width="300" caption="www.eriktapan.com"][/caption] "Duh, otak saya (maksudnya kemampuan mengingat, red) sudah lemah saat ini. Lihat aja, saya sudah tidak mampu mengingat nama Direktur Perusahaan A", begitu sering penulis dengar dari pria berusia 80-an tahun. Memang bagi mereka yang tergolong lansia (usia sama atau lebih dari 60 tahun) ada anggapan bahwa sudah lazim daya ingatnya akan mulai menurun. Namun menurut Mr Brain Indonesia dalam salah satu acara di TV, pernyataan berkali-kali bahwa daya memori kita sudah menurun, akan lebih mempercepat turunnya daya ingat tersebut. Masuk akal juga. Sesuatu hal yang diucapkan berkali-kali adalah semacam konfirmasi yang makin hari kita akan semakin yakin dengan ucapan kita tersebut. Masih menurut Sutanto Windura (a.k.a Mr Brain), sebagian besar dari kita hanya menggunakan 1% saja dari kemampuan otak kita. Masih tersisa 99% dari otak kita yang belum dioptimalkan (untuk kalangan lansia, dengan proses degeneratif -menurut penulis- bolehlah di-
discount sekitar 10 - 20% lagi, inipun masih menyisakan kemampuan yang banyak khan?) . Caranya adalah pertama-tama mengetahui peta otak kita (
brain map). Dijelaskan oleh Mr Brain, fungsi dari otak kiri dan otak kanan. Otak kiri yang eksak-eksak (logika, rasio, kemampuan menulis & membaca / matematika), sedangkan otak kanan yang non eksak seperti
emotional quotient misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta emosi. Termasuk fungsi otak kanan adalah kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh seperti menyanyi, menari dan melukis. Detilnya bisa lihat gambar yang saya kutip dari
http://www.eriktapan.com.
Langsung Praktek di depan TV Untuk meningkatkan kemampuan mengingat adalah sangat baik jika kita bisa memadukan fungsi otak kiri dan kanan agar bisa diperoleh hasil yang optimal. Contohnya (Mr Brain meminta penontonnya untuk langsung praktek di depan TV), kita diminta menghafal 10 benda seperti di bawah ini: 1. Apel              6. Penggaris 2. Kuaci            7. Bunga 3. Rumput        8. Bola 4. Cabe               9. Semut 5. Tisu               10. Kangkung Wah, mana bisa? pikir penulis Tapi ternyata bisa. Buktinya saat menulis artikel di Kompasiana ini, penulis masih hafal bukan hanya bendanya bahkan urutannya. Padahal saat menonton acara tersebut, penulis belum sempat mencatat maupun merekamnya. Cara seperti ini tentunya bisa digunakan para lansianers agar mampu mengoptimalkan daya ingat.
Perlu Imajinasi & Asosiasi Agar supaya benda-benda tersebut mudah dihafal, kita diminta melakukan imajinasi dan asosiasi. Maksudnya begini. Kita gunakan tubuh kita untuk memperoleh titik-titik seperti: 1. Kepala        6. Leher 2. Mata            7. Dada 3. Hidung      8. Perut 4. Mulut          9. Kaki 5. Telinga    10. Tangan Kemudian titik-titik dalam tubuh kita tersebut kita asosiasi dan imajinasi dengan benda-benda yang akan kita ingat, caranya (daya hayal mesti ditinggikan nih):
- Bayangkan ada sebutir apel di atas kepala kita
- Mata kita penuh dengan kuaci
- Dari hidung tumbuh rumput lebat yang siap kita pangkas
- Mulut kita kemasukan cabe yang pedas
- Saat memerlukan tisu, kita tinggal menariknya dari telinga
- Ada penggaris tajam di leher kita yang siap untuk memotong
- Dari dada tumbuh bunga yang siap kita berikan ke yayang kita (eh ini terlalu panjang daya hayalnya, ntar jadi yang diingat kekasih kita).
- Perut kita yang puncit berisi bola yang habis kita telan
- Banyak semut di kaki
- Kita memegang kangkung di tangan kita.
KEMBALI KE ARTIKEL