Langit Bandung pagi itu merentang lembut, warna biru pucat dengan sedikit semburat keemasan dari mentari yang masih malu-malu menampakkan diri. Dingin udara pagi menggelitik kulit, namun rasa antusiasku menepisnya. Aku tengah menapaki perjalanan kecil menuju sebuah tempat yang sudah tak asing lagi, Masjid Raya Al Jabbar. Walau ini bukan kali pertama, masjid ini seolah punya magnet kuat yang terus menarik langkahku kembali. Seperti rindu yang menggelegak tanpa alasan, Masjid Al Jabbar selalu memanggilku pulang ke dekapannya.