Tatanan masyarakat yang simbolistik, tentu mengunggah pemikiran untuk memacu "adrenalin" untuk membahasnya dan mencoba menalar secara logis dan terukur. Simbolisme pun agaknya dimaknai sebagai personifikasi atau rekonstruksi wajah Tuhan sebagai "Ada sekaligus Tak Ada" atau "Sang Pengada dari segala ada" (secara eksistensi badaniah).Â
KEMBALI KE ARTIKEL