A : Eh Lu, dimana skr kuliahnya ?
B : Di UI
A : Ohh.jurusan apa ?
B : Jurusan Kesejahteraan Sosial, FISIP UI
A : Apaan tuh ?
B: blablbalballaaaaa..
Sekilas percakapan diatas merupakan percakapan yang seringkali saya dengarkan ketika bertemu dengan teman – teman lama saya selepas selesai lulus SMA. Mungkin tidak hanya teman SMA, terkadang saudara, paman, bibi, atau kerabat lainnya. Saat ditanya mengenai bidang apa yang diambil saat kuliah, banyak jawaban baik dari yang ideal hingga ngayal.
Berbicara mengenai jurusan / bidang kuliah tentu saja terkait erat dengan minat kita. Misalkan seorang tersebut senang sekali membaca buku mengenai sejarah sebuah Negara ataupun sejarah mengenai peradaban manusia. Biasanya orang tersebut akan memilih jurusan sejarah, yang akan banyak mengkaji mengenai bidang tersebut. Contoh lainnya, jika ada seseorang tertarik dengan masalah hukum yang ada di Indonesia, atau orang tersebut terkesima saat melihat seorang hakim mengetuk palu di persidangan, mungkin ia akan memilih bidang hukum sebagai bidang peminatannya. Kemudian apa yang melatarbelakangi beberapa orang memilih bidang kesejahteraan sosial atau pekerjaan sosial ?
Beberapa jawaban yang saya temui dalam pengalaman teman – teman saya, yaitu :
1. Kesejahteraan sosial pilihan ke – 2, ya karena gw gak diterima di pilihan pertama dalam SPMB makanya gw dapet pilihan ke – 2, yaitu jurusan kesejahteraan sosial
2. Kesejahteraan sosial berkaitan dengan kondisi kesejahteraan, oleh karena alasan gw ambil jurusan ini untuk dapat mensejahterakan rakyat Indonesia (ini jawaban mahasiswa idealis yang patut diancungi jempol)
3. Kesejahteraan sosial merupakan bidang yang mencakup kemiskinan, penyandang cacat, anak jalanan, serta masalah – masalah sosial lainnya. Gw pengen bisa menyelesaikan masalah – masalah tersebut (sama halnya dengan point no.2)
4. Kesejahteraan sosial ? Gw masuk jurusan ini mungkin karena panggilan jiwa gw.. (jawaban ini mempunyai angan – angan yang sulit dijangkau dengan akal sehat)
5. Kesejahteraan sosial passing grade nya gak gede – gede amat, jadi gw yakin bisa masuk jurusan ini.
6. Dan beberapa teman lainnya mengatakan : “Aku gak tahu kenapa aku milih jurusan ini, mungkin sudah takdir..”
Mungkin banyak jawaban – jawaban lainnya yang belum tertulis di atas, namun secara garis besar point tersebut mencakup beberapa jawaban dari teman – teman mengenai masuk jurusan kesejahteraan sosial.
Jawaban seperti apa yang dapat kita beritahukan kepada orang sekitar jika ditanya mengenai “Apa itu jurusan kesejahteraan sosial (Kessos) ?” kembali kepada pernyataan saya diatas (paragraf 2), bahwa suatu bidang ilmu akan erat sekali kaitannya dengan minat seseorang. Jika seseorang paham mengenai minatnya, maka secara tidak langsung orang tersebut akan mengetahui dirinya dalam 4,5, atau 10 tahun kedepan. Jawaban – jawaban pada point di atas tidaklah salah sepenuhnya karena semua ini ialah proses belajar. Betul tidak ?
Jika saat ini saya ditanya mengenai “Apa itu kesejahteraan Sosial ?” Maka saya akan menjawab “Ilmu Kesejahteraan Sosial yaitu Sebuah ilmu sosial sekaligus ilmu terapan yang digunakan dalam melakukan intervensi kepada sistem dalam masyarakat dari level mikro hingga level makro demi tercapainya kondisi kesejahteraan sosial atau human well-being”.
Sekian.
Salam kompasiana ! J
Sebaik – baiknya guru yaitu pengalaman hidup..