Kawah Ijen
Siapa yang tak kenal Kawah Ijen, salah satu lukisan alam berbentuk telaga dipuncak gunung Ijen yang terletak di Kabupaten Bondowoso berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, berwarna kemilau seperti batu permata emerald, hijau toska. Tak heran jika ribuan orang, baik dari dalam negeri maupun manca negara, mengkhususkan waktu untuk mengunjungi salah satu spot ternama di dunia ini. Konon kabarnya, bagi turis-turis asing yang belum tahu tentang Ijen, tertarik untuk datang, justru karena melihat kaldera Kawah Ijen dari atas pesawat yang berangkat dari Surabaya menuju Bali. Kawah Ijen, adalah salah satu fenomena alam yang terletak di puncak Gunung Ijen, dengan ketinggian mencapai 2.368 meter diatas permuakaan laut. Kawah ini berada ditengah-tengah kaldera terluas di pulau Jawa, bahkan danau Ijen adalah danau yang paling besar di Dunia dengan derajat keasaman yang sangat tinggi (pH < 5). Danau Ijen sendiri berada pada ketinggian 2.200 meter diatas permukaan laut, memiliki bentuk oval yang teratur sekitar 600 x 1000 m, luas permukaannya mencapai 41 x 106 m2 dan volumenya diperkirakan antara 32 dan 36 x 106 m3 Sumber info : http://rovicky.wordpress.com/2012/01/09/mengenal-kawah-gunung-ijen-yg-terisi-air-aki/ Dikatakan juga kedalaman ijen mencapai 200 meter, dengan suhu kawah mencapai 200 derajat celcius. Air kawah telah mengalami mineralisasi vulkanik, selain itu di tepi danau juga ditemukan sulfatara permanent, yang menghasilkan belerang murni. Penambangan belerang murni inilah yang menghidupi ratusan penambang tradisional disekitar kawasan gunung Ijen. Menuju Ijen Puncak Kawah Ijen
Kawah Ijen bisa dicapai dari dua arah, dari Bondowoso dan Banyuwangi, tapi disini saya lebih menyarankan melalui jalur Bondowoso karena jalan menuju Kawah Ijen lebih memudahkan bagi kendaraan non off road, meski harus berhati-hati karena ada sekitar 6 km dimana kondisi jalan masih rusak. Perjalanan menuju Kota Bondowoso, (baca liputan Bondowoso the hidden paradise) sebaiknya dilakukan pada pagi hari, begitu juga jika anda tidak membawa kendaraan pribadi, pendakian ke Ijen sebaiknya dilakukan pada pagi hari, mengingat angkutan umum yang ke arah Ijen, hanya tersedia hingga jam 4 sore. Dari terminal Kota Bondowoso, ada angkutan sejenis ELF colt diesel yang biasa membawa penumpang dari Kota Bondowoso menuju Kecamatan Sempol, tapi transportasi ini tidak tersedia 24 jam, angkutan terakhir adanya jam 4 sore. Jarak Bondowoso ke Pal Tuding (Base Pos Ijen) sekitar 63 km, tidak jauh tapi mengingat medan yang berbeda dengan jalanan mulus ibu Kota, perjalanan kesana memakan waktu kurang lebih 3 jam. Ongkos angkutan Elf Bondowoso – Kecamatan Sempol sebesar Rp. 75,000/orang, untuk diantar hingga ke Pal Tuding, sebaiknya dinegokan sejak di terminal Bondowoso Lereng Kawah Ijen
Jika anda pergi secara rombongan, bisa menggunakan truk bongkar muat yang biasanya mangkal di Terminal Bondowoso, itupun adanya cuma sampai jam 4 sore, harga bisa jadi Rp. 40,000 – Rp. 50,000/orang. Alternatif lain adalah naik bis jurusan Situbondo berhenti di Gardu Atak, di pertigaan Gardu Atak ini, ada Ojek Motor yang bisa membawa kita hingga ke Pos 1 Ijen, di Pal Tuding, untuk harga sekitar Rp. 100.000/person, memang mahal karena jarak dari Gardu Atak ke Pal Tuding sekitar 55 km dan jalanan tidak mulus untuk menuju ke Pal Tudingnya. Anda bisa membuka tenda di Pos 1 Pal Tuding, atau sekedar menunggu malam di warung-warung sekitar Pos 1, jangan khawatir untuk urusan toilet, karena disana juga disediakan toilet umum, tapi airnya seperti air es lohh. Atau jika anda berkocek sedikit tebal, bisa memanfaatkan agen wisata, seperti Bosamba Rafting, yang juga menawarkan paket transportasi sekaligus tur leader ke Kawah Ijen. Anda juga bisa menginap di Hotel Arabica Sempol milik PTPN atau homestay lain. Info mengenai tur agen ini bisa anda dapatkan di Pusat Informasi Pariwisata di samping Radio Mahardika, Alun-alun Kota sebelah Utara. Medan Kawah Ijen Api Biru - Photo by Sugeng Sutanto
Pesona kawah Ijen memang benar-benar memikat, bukan saja pemandangan alamnya yang indah dan alami, serta track pendakian yang menantang, bahkan kelakar para pendaki, “kalau Ijen sudah mampu sampai puncak… Bromo lewaat dah” Kawah danau Ijen yang berwarna hijau toska disertai kepulan asap berwarna putih, akibat proses pendulangan belerang oleh penambang tradisional, menjadikan pemandangan ijen seperti bath up raksasa di puncak Gunung Ijen. Api Biru - Photo by : Sugeng Sutanto
Selain itu fenomena alam lain yang terdapat di Kawah Ijen adalah, Blue Fire atau Api Biru, yang muncul di tengah-tengah penambangan Sulphur, dan anehnya hanya bisa dilihat pada malam hari hingga menjelang dini hari. Jika ingin melihat api biru, pendakian minimal dilakukan pada pukul 11 malam, karena api biru terlihat jelas hingga pukul 3 dini hari Sebenarnya, track perjalanan menuju puncak ijen hanya sekitar 3 Km, dari Pos 1 Pal tuding ke Pos 2 - Pos Bunder, penimbangan belerang, kurang lebih sekitar 1.8km, dengan medan tanjakan. Pos 2 ke puncak Ijen sekitar 1,2 km dengan medan yang lebih landai. Tips untuk pendaki pemula, jangan menggunakan celana berbahan jins, pilih bahan kain atau celana cargo. Gunakan sepatu atau sandal yang nyaman di kaki, mengingat medan jauh berbeda dengan Gunung Bromo. Untuk melawan suhu dingin, gunakan penutup kepala & telinga, serta jaket, dan untuk menjaga metabolism tubuh tetap dalam stamina, jangan minum terlalu banyak, minumlah 1 atau 2 teguk setiap 15 menit, hal ini mencegah proses pelambatan metabolisme. Kenakan juga masker penutup hidung, jika tidak tahan dengan bau belerang yang menyengat.
KEMBALI KE ARTIKEL