Mahasiswa mendesak DPR RI agar tidak menggunakan haknya untuk mengamandemen UUD 1945 yang mengatur penundaan pemilu dan mencanangkan tiga periode masa jabatan Presiden Republik Indonesia.
Namun disamping aksi ini, terjadi sesuatu yang tidak terpuji atau tidak menggambarkan nilai mahasiswa. Hal ini bisa dikatakan ketika seorang pegiat media sosial, akademikus dan juga dosen UI Ade Armando yang dikeroyok membabi buta sehingga harus mendapatkan perawatan medis.
Hal ini mendapat perhatian dari Ketua DPW Barikade Provinsi Papua Yulianus Dwaa dan kawan-kawan. Melalui Konferensi Pers tadi sore (12 April 2022) di Jayapura, ia mendesak agar Polri mengungkapkan aktor pengeroyokan terhadap Ade Armando karena ini merusak nilai demokrasi.
"DPW Barikade 98 Provinsi Papua mendesak Polri mengungkapkan aktor dibalik demokrasi dan pengeroyokan terhadap Ade Armando pada 11 April 2022 kemarin dan didepan gedung DPR RI. Karena ini mencederai nilai demokrasi serta tidak menghormati rekan-rekan umat Islam yang sedang menjalankan Ibadah Puasa," ujar Yulianus Dwaa.