Penolakan kehadiran Tim Nasional Israel dalam keikutsertaannya pada kompetisi Piala Dunia jenjang usia 20 di Indonesia terus berlangsung, baik dilakukan oleh beberapa masyarakat juga beberapa pejabat tinggi RI.
Alasan penolakan hanya karena untuk memegang amanat Presiden pertama Indonesia Bung Karno dalam mendukung kemerdekaan Palestina yang sudah disuarakan dalam Konfrensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok dan The Conference of The New Emerging Forces.
Piala Dunia U-20 yang rencananya bakal digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni ini akan mengalami hambatan besar karena pihak FIFA sendiri sudah mendengar sendiri bahwa masyarakat Indonesia dan beberapa pejabat yang kontra akan kehadiran skuad Israel.
Akibatnya, FIFA secara resmi telah membatalkan drawing Piala Dunia U-20 dan kemungkinan besar Indonesia bakal menerima ancaman sanksi FIFA.
Berikut 7 ancaman sanksi FIFA kepada Indonesia karena menolak kehadiran Timnas Israel U-20.
1. Seluruh pertandingan liga Indonesia dihentikan selama 8 tahun;
2. Keanggotaan Indonesia di FIFA akan dicabut;
3. Piala Dunia U-20 di Indonesia akan dibatalkan;
4. Timnas Indonesia dilarang bermain di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20;
5. Poin rangking FIFA Timnas Indonesia kan dikurangi;
6. Kompetisi Liga Indonesia tanpa penonton;
7. Klub Indonesia tidak boleh bermain di AFC Cup dan Liga Champions Asia.
Dilihat dari 7 ancaman FIFA jika menolak kehadiran Timnas Israel maka beresiko bagi perkembangan sepakbola Indonesia yang kini semakin baik terlebih dalam rangking FIFA yang terus melonjak naik karena hasil positif Timnas Indonesia.
Apakah masyarakat Indonesia dan para pejabat masih menahan prinsipnya hanya karena persoalan politik yang dikaitkan dengan olahraga berdampak pada olahraga (sepakbola) di Indonesia? Jika betul-betul PSSI dibekukan, lalu bagaimana nasib para pemain, pelatih, dan wasit yang menghidupi keluarganya dari hasil keringat dari sepakbola. Apakah masyarakat dan para pejabat yang menolak Timnas Israel siap menghidupi keluarga mereka.
Marilah berpikir secara utas dan bijak demi masa depan sepakbola Indonesia dan ego politik bisa dipisahkan dari olahraga, agar baik masyarakat dan para pejabat bisa merasakan ketenangan terlebih dalam mengurusi masing-masing bidangnya.