Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Karena aku wanita yang mencintaimu...

18 Juli 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:21 688 1
"Aku merindukanmu..."

Suara itu terdengar sangat merdu diantara rinai hujan yang membadai malam ini. Aku memejamkan mataku, berusaha menyimpan semua kalimat yang di hantarkan gelombang telekomunikasi itu erat erat di ingatanku, aku atau sejujurnya hatiku sangat tidak rela kehilangan moment ini sedetikpun.

"Bisa kah kita menikmati lagi masa masa indah kita dulu?" Pinta nya dengan suara yang teramat indah di telingaku.

"Aku merindukan semuanya, saat saat bahagia kita, saat saat bersamamu..." Aku juga... dalam hati kata kata itu telah melonjak lonjak berulang kali, tapi hanya di dalam hati. karena saat ini aku hanya mampu diam terpaku, menikmati setiap rasa yang diberikan nya walau pun terentang jarak ribuan kilo meter.

"Masih kah mencintaiku..?" Perlahan, bergetar dan sedikit getir kalimat itu akhirnya ku keluarkan juga.

"Masih.. aku masih mencintaimu..." Aku melenguh... sisi romantisme ku bersorak sorai kegirangan, seperti menemukan jawaban yang selama ini seperti jalan buntu, menemukan akhir dari segala kebekuan yang hampir mematikan rasaku tentang jatuh cinta. Untaian nada nada asmara itu mengusik setiap sisi sisi jiwa ku, aku seperti orang yang pertama kali jatuh cinta, yang cinta nya di sambut hangat oleh si empunya cinta.

"Seperti apa kau merindukanku..?"

"Seperti orang yang kecanduan, setiap saat dalam kehidupanku aku selalu merindukanmu, memikirkan dirimu...bahkan lebih sering memikirkanmu dari dirinya..."

Lagi lagi aku melenguh, dan kali ini bukan menahan buncahan rasa yang berbunga bunga, melainkan menahan sakit seperti irisan belati di hatiku, kata terakhirnya tentangĀ  'dirinya'. membawaku kembali ke alam nyata, realita!

"Bahagia kah dirimu?"

Hening. Badai hujan yang mendera bumi sejak sejam lalu kini hanya menyisakan gerimis dan desau angin dan sesekali gemuruh langit. Suasana yang mulai sunyi membuatku bisa mendengar desah nafasnya yang ada di ujung ponsel seberang sana. Aku menunggu, menghitung detik tiap detik yang berlalu, berada di perbatasan jawaban YA atau TIDAK, yang mungkin akan menjadi jawaban terakhir dari galau ku bertahun ini.

"Bahagia..."

Akhirnya dia pun bersuara. Aku memejamkan mata, denyut nada indah yang beberapa waktu tadi hampir memenuhi rongga jiwaku, perlahan lahan mengabur, berbias dengan sejuta rasa yang hampir menemaniku selama 720 hari ini. Sakit! ini lah dia, lelaki ku yang mampu mengubah setiap rasa yang kumiliki menjadi 360 derajat dalam sekali jentikan jari. Betahun lalu disaat aku masih sangat jatuh cinta padanya, dia menorehkan belati tipis dan mengoyak ngoyak hatiku sampai lebur dan tak berbekas, sampai sampai aku seperti mahluk yang tidak memiliki hati lagi untuk mengenyam sebuah rasa yang bernama Cinta. Ya, aku telah mati rasa dengan segala pernak pernik yang bernama cinta. Dan kini, beberapa jam lalu dia hadir kembali seperti Don Juan yang lelah berpetualang dan ingin kembali keperaduannya. Di ruang waktu yang sama sekali tidak pernah lagi ada dalam harapan dan doaku, dia hadir dengan suara nya dan mengucap RINDU. Dan naas nya, dalam ruang waktu tak terduga itu dalam sekali hentakan dia membawaku kembali melayang, menggetarkan sisi hatiku yang haus akan segala hal tentang nya, dan membuatku lupa bahkan tiba tiba merasa kalau luka yang di torehkannya dulu seakan tidak pernah ada. Cerita pahit bertahun lalu seakan membias hanya dengan dua kata dari nya. Rindu dan Cinta. Aaarrgghhh... aku mengeram. Serapuh ini kah hatiku untuk lelaki ini???

"Sayang..." Dia memanggilku, dan aku hampir gemetar mendengar dia mengucap kata sayang itu.

"Berhenti lah merindukanku..." Suaraku bergetar, diantara rela dan tidak rela mengeluarkan kalimat itu.

"Sayang..."

"Dan jangan memanggilku seperti itu lagi. Berhentilah memikirkan ku dalam hari harimu..."

"Aku tidak tahu, apakah aku bisa melakukannya..." Lirih suaranya, dan aku hampir luluh lagi.

"Pasti bisa! sama seperti yang dulu pernah kau katakan padaku, ketika aku katakan aku tidak akan bisa mencintai laki laki lain selain dirimu. Dan saat itu kau berkata kalau aku pasti bisa..." Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengatur nada suara agar setenang mungkin, agar dia bisa mendengar kalimatku dengan sangat jelas, atau sebenarnya aku ingin mengingatkannya lagi tentang sebaris luka yang dulu dia torehkan padaku.

"Apakah kau telah menemukan lelaki itu?" Nada suara nya sama dengan nada suaraku, dan aku menangkap ketidak relaan didalamnya.

"Berhentilah berkata kalau kau masih mencintaiku..., kembali lah pada pilihanmu..."

"Arrgghhh... Aku tahu aku telah menyakitimu... maafkan lah aku.."

"Aku sudah memaafkanmu..."

"Apakah aku masih ada dihatimu? apakah kau masih mencintaiku..." Aku menghela nafas, mencoba bertahan diantara satu sisi jiwaku yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya, sementara sisi yang lain mulai berontak untuk mengakui semua rasa yang ku miliki untuknya, dengan sejujur jujurnya.

"Tidak perlu mempertanyakan itu lagi, karena apapun jawabannya tidak akan mengubah apa yang telah terjadi saat ini..."

"Sayangku..." Suara nya melemah, dan aku bisa menggambarkan posisi nya saat ini, menggenggam ponselnya, tertunduk dan salah satu tangannya sedang memijit pelipisnya. Aku sangat suka memandangi nya dengan pose tubuh seperti itu dulu...

"Aku yakin kau masih mencintaiku..." ujarnya pelan.

"Buang jauh jauh keyakinanmu itu, karena tidak akan ada gunanya saat ini..."

"Seandainya aku bisa mengembalikan waktu..."

"Tidak perlu... sekarang kembalilah ke wanitamu... dan jangan pernah hubungi aku lagi..."

"Aku mencintaimu..."

"Selamat tinggal..."

Aku juga mencintaimu...batinku menjerit. Ku peluk ponsel mungil itu dalam dadaku erat erat setelah mematikan komunikasi. Aku masih sangat mencintaimu, dengan semua yang telah terjadi, dengan semua kebisuanku tentangmu, dengan semua kesepianku... Dan karena aku adalah wanita yang mencintaimu, maka aku tidak akan membiarkanmu menjadi lelaki ku yang brengsek dengan masih menyimpan rasa padaku diantara kehidupan mu dengan wanitamu sekarang. Ya! karena aku adalah wanita yang mencintaimu yang ntah sampai kapan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun