Berniat kuliah di kota, dengan segudang harapan dan cita-cita Weni (nama samaran, biodata ga ada di penulis, he . . . he . . .) rela meninggalkan orangtua dan desa tercinta, mungkin juga meninggalkan Kang Rohim yang kelihatannya akhir-akhir ini sebelum hijrah ke kota lengket kaya perangko. Sarweni lengkapnya (masih samaran) ga muluk-muluk selepas SMU yang kebetulan sudah ada di desanya ia hanya ingin kuliah di jurusan administrasi, akuntansi atau entah apa namanya supaya lulus kuliah bias menjadi pegawai Teller di bank-bank, yang biasa dandan cantik-cantik dan memasang wajah ramah-ramah, ia sering memperhatikan pegawai –pegawai bank perempuan sewaktu ngambil uang yang dikirim mbak yu nya di luar negri.