Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Masa Depan Kita Semua Puncak Kesenangan

5 April 2015   22:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 47 10
Puisi : Edy Priyatna

Saban malam senantiasa sunyi
saat larut tiba bersama senyap
udara dingin berteman sepi
tanpa ada ramai hiruk pikuk
tak ada gaduh ingar sedikitpun
hanya ada angin semilir

Menelan hangat di dalam mimpi
mengikuti jejak alunan malam
padahal biasanya kerap terdengar
suara indah pengantar tidur
nyanyian jangkrik temaram
melantunkan tembang kekosongan

Kau sangat lebat dan perkasa
dalam pertama kali melihatnya dulu
ketika kini aku mengingatnya kembali
sangat indah mempesona dan mengagumkan
kau dulu laksana paru-paru nusantara
banyak rasa nan telah kau berikan

Namun banyak orang tak pernah puas
dengan apa nan telah kau beri
berusaha selalu meminta lebih
mereka hanya mementingkan diri dan hasrat
kegaduhannya letusan gunung keserakahan
panasnya lahar meleleh menjadi ambisi dunia

Sumpah sampah terucap demi kenikmatan
ciptakan mantra-mantra syirik
tenggelamkan rakyat dalam lumpur sesat
melupakan sang pencipta alam semesta
terlalu cinta dengan pesona kefanaan

Semesta jalan masih dalam remang
semua keadaan ditutupi mega hitam
ulah kemunafikan para pembesar
bukit merdeka telah kita naiki
rintangan perjalanan menuju cahaya asa
masa depan kita semua puncak kesenangan

(Pondok Petir, 05 April 2015)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun