Keadaan ini aku pergi ke desa
membawa pesan dari sahabat
kabar gembira dari semesta
dikala langit sedang berwarna-warni
mendarat mampir diruang diri
semua tercipta karena keinginan
Saat inginku tak bisa
seakan tak sanggup meraih jauh
takkan pernah kembali lagi
lapisan bianglala indah
kemudian air jatuh membawa nasihat
memberi kekuatan penuh semangat
Pada hujan dalam bulan
tanpa kalian sesali diriku
harapku agar kalian pahami ini
aku belum menginginkan kalian saat ini
namun jika aku telah membeku
kalian pasti tahu bahwa aku telah tiada
Kurun memberi harapan
sementara angin menggerakan tubuhku
tunas dan buah pun tumbuh
karena pergumulan tabu
siapa aku, siapa kamu
siapa kita, siapa waktu
Sehingga berjalan begitu akrab
langkah hati mewujudkan percakapan
mewujudkan sajak-sajak nan terus mengalir
maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala
menitipkan sebuah doa penuh harapan
untuk hari esok
(Pondok Petir, 07 Oktober 2014)