Puisi : Edy Priyatna
Menjadi penghangat gejolak hati
udara bagi penyair adalah impian
mengembus mendekati langit jingga
menjadi jarak antara harapan dan kenyataan
tak mudah mataku melirik jam dinding
menggantung di kamarku
mencari angka-angka nan lain
Membangunkan jiwa melirik jam dinding
setelah malam berlalu tetap menyimpan riwayat
yaitu menyimpan rasa sakit
menggerimis di mata indahmu
larut dalam semangat juga larut dalam lelah
namun benakku masih berpikir
lalu kuhisap sebatang rokok
Merasuk ke dalam tubuh tumbuhan
menjadi kebutuhan keberlangsungan kehidupan
api bagi penyair adalah pembakar jiwa
memanaskan tubuh mengobarkan semangat hidup
berharap senantiasa mendapatkan kecerahan
kupandangi langit malam nan indah
dan menikmati keindahan
Sebuah buku buram mengingatkan aku lagi
akan gempa nan pernah kurasakan
halamannya berisi tumpukan-tumpukan
suasana dingin hari ini sewaktu melewati
seperti angin nan berembus
membawa wewangian harum
sehingga membuat kuberhasrat
(Pondok Petir, 25 Nopember 2014)