Puisi : Edy Priyatna
Seandainya ada waktu berbagi
ketika itu orang akan mengerti
sepotong singkong bukan bagi
sekerat keju
Selagi malam mulai mengkelam
di atas kursi-kursi hangat
di balik ruang janji-janji
hingga tak sadar hartanya dicuri
Tampak sebuah negeri impian
sebuah tanah tumpah darah
para pemimpinnya tertidur
sepanjang hari
Saat malam mulai membaur
aku menanti datangnya bintang
walaupun sang bulan masih tertidur
samar-samar diatas terlihat
Zaman ini menjadi penilaian
gambaran kualitas hidup
jadikan peningkatan diri
menuju prestasi
Ada noda pendar cahaya
nan membuat hati suka
memberi keyakinan diri
bintang-bintang tak pernah hilang
Makin baik lagi di masa mendatang
setelah lepas dari pandangan
tak terhindar pada mataku
lihatmu rindu lihatku juga
Sepak terjang satu kaki
kuraih tubuh membentang
kubelai pulau-pulau
kucium mulutmu demi cinta
(Pondok Petir,09 Januari 2015)