Karya: Enok Ratnayu
Terima kasih untuk madu dan racun yang telah kau tebar di ladang ibuku
Selama dua puluh tahun lebih
Kepercayaannya padamu melebihi kepercayaannya padaku
Aku tak berdaya demi cintaku pada ibu Kubiarkan ibuku tentram dalam keyakinannya
Walau kadang ku terluka
Mengapa ibu lebih percaya padamu
Padahal akulah anak yang telah dilahirkannya
Dengan topeng sayang
kau hancurkan kepercayaannya padaku
Aku semakin jauh dari ibu
Kau rekayasa fakta
sehingga ibu semakin tidak percaya padaku
Ia lebih mempercayaimu
Padahal engkau hanya teman kecilku, teman sekolahku
Dan kau mengenal ibuku karena aku
Aku merasa kau telah merampok ibuku
Kini, topengmu telah kau buka sendiri Ibuku pecah hati
Ia terluka
Dan aku semakin tidak berdaya
Tak mampu membalut luka ibu yang menganga
Kepercayaannya padamu selama dua puluh tahun lebih telah hancur berkeping-keping
Ibu tidak mengeluh padaku
Namun sikapnya berbicara bahwa ada sebuah penyesalan
Gestur tubuhnya menunjukkan
kasih sayang yang mendalam padaku Walau tak pernah terucap secara verbal,
namun aku tahu
Aku merasa terlahir kembali dari rahim ibu Aku adalah bayi merah yang didamba
Kasih sayang yang dua puluh tahun lebih hilang
kini kembali menjadi perisai
dalam perjuangan hidupku
di saat usiaku menjelang setengah abad
Terima kasih untuk madu dan racun yang telah kau tebar di ladang ibuku
Selama dua puluh tahun lebih
Kini racun itu telah musnah
Dan yang kudapat tinggallah madu dalam ridho Illahi!