Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sempurna Ala Korea

10 Mei 2012   03:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:29 2860 0
[caption id="attachment_187393" align="alignnone" width="300" caption="perfect ala korea"][/caption] Sebuah opini, sebuah cerita... Sedikit Kagum Jujur, sering menonton dramanya, dan salah satu reality show-nya, membuat saya sedikit mengagumi negara maju satu ini. Saya notice sekali bahwa masyarakat disana masih memegang tradisi mereka, di tengah gempuran modernitas yang juga mereka genggam. Contoh kecilnya soal bahasa, ada perbedaan bahasa sebagai sopan santun saat berbicara dengan orang yang lebih tua/lebih dihormati, seperti meminta maaf, akan lebih tepat jika memakai kata 'joesonghabnida' daripada kata 'mian haeyo' saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih dihormati.  Yang paling terlihat ya jelas, cara mereka menyapa atau memberi salam, sangat sopan sekali. Selain tradisi yang masih mereka pegang, jujur, etos kerja mereka, dan passion mereka untuk lebih maju, harus saya akui, sungguh luar biasa. Racun Budaya Modern Tak terelakkan, pengaruh negara barat yang serba modern (terutama Amerika) memang sudah 'mengkontaminasi' negara-negara timur. Saya menyebut semua negara di Asia adalah negara timur itu. Negara kita ini sudah sangat terkontaminasi, tak terkecuali dengan negeri ginseng yang kasat mata masih mempertahankan tradisi mereka.  Meski tradisi Korea masih lekat pada masyarakatnya, racun budaya barat itu pun tak pelak mereka telan juga. 'Hebatnya', pengaruh budaya barat itu termanfaatkan dengan apik oleh pemerintah Korea. Mereka membawa konsep barat untuk mendidik, dan melahirkan bintang yang pada akhirnya menjadi ikon dunia demi mempromosikan negara itu. Hah? Masih nggak ngeh juga? Baik saya jelaskan. Faktanya, para bintang hallyu yang akhir-akhir ini digilai remaja, seperti Super Junior, SNSD, Wonder Girls, dsb, adalah program pemerintah guna menambah daya tarik Korea alias magnet-nya Korea. Pemerintah mengumpulkan produser-produser hebat guna merekrut pemuda-pemudi Korea untuk dijadikan IDOL yang diprogram. Harusnya hal ini sudah tertebak lama, karena sudah banyak yang tahu, sebelum para idola melakukan debut, gerombolan anak-anak muda itu harus di-training setidaknya 3-6 tahun sebelum akhirnya 'diluncurkan' sebagai idol. Apa namanya kalau bukan sebuah PROGRAM? Tentu, iming-imingnya bukan tentang program pemerintah itu, melainkan adalah POPULARITAS ala bintang. Sebagian dari bintang hallyu itu memang benar berbakat dan tinggal dipoles sedikit, tapi juga banyak di antara mereka yang memang digembleng keras karena bakat mereka yang minim. Soal penampilan, sudah jadi rahasia umum, permak sana-sini pun dilakukan demi sebuah kesempurnaan (yang lagi-lagi) ala bintang barat. Well, racun budaya barat itu pun membuat mereka bekerja keras meraih mimpi, tapi juga menjadi mereka sebagai orang-orang yang nggak segan mengubah gaya hidup mereka, bahkan mengubah sesuatu yang sudah TUHAN kreasikan untuk mereka. Budaya Barat Sebagai Kiblat Kita bisa lihat sekarang. Usaha pemerintah Korea untuk menjadikan negaranya mendunia melalui 'project' bintang hallyu itu pun BERHASIL, bahkan sangat berhasil. Siapa sekarang yang nggak mengenal negara itu. Bahkan jika dulu bahasa Mandarin dan Jepang jadi bahasa yang paling ingin dipelajari selain English, sekarang siapapun yang bisa berbahasa Korea punya kebanggaan tersendiri. Alias, Korea jadi bahasa yang saat ini sangat ingin dikuasai oleh siapa pun. Sayangnya, cara para bintang hallyu dan pemerintah mereka dalam rangka membawa nama Korea ke tingkat dunia jelas-jelas mengimitasi budaya barat. Yah meski pada akhirnya budaya barat itu pun 'hanya' terlihat dijadikan alat agar orang-orang tertarik dengan budaya Korea. Namun parahnya, bintang hallyu dengan kesempurnaan fisik mereka (yang rata-rata palsu) notabene juga rancangan agar terlihat sempurna di mata dunia. Dan itu pun dijadikan kiblat para remaja Korea untuk mendeskripsikan tentang KECANTIKAN. Nggak ada remaja Korea yang nggak ingin tampil sesempurna idolanya. Pun sebaliknya, mereka menuntut para idola untuk selalu sempurna tanpa cacat dalam hal apapun. Yah, sudah jadi rahasia umum juga, Korea adalah salah satu negara dengan pelaku operasi plastik tertinggi di dunia. Para penggemar juga pasti tahu, nggak sedikit artis Korea yang hidupnya berakhir di tangan mereka sendiri karena tingkat depresi yang tinggi. Tentu saja, tuntutan kesempurnaan dari para penggemarnya adalah penyebab depresi itu. Definisi Cantik, Physic Oriented Dari blog ini saya dibuat tercengang oleh sebuah fakta, bagaimana remaja wanita Korea mendefinisikan cantik menurut mereka. Nggak lain, cantik itu adalah mereka yang mempunya lipatan mata (double eyed lid), cantik itu adalah mereka yang memiliki hidung mancung sempurna, senyum dengan gigi rapi tertata, seperti artis Hollywood pada umumnya. Itulah definisi cantik para remaja Korea. Bahkan saat mereka bertanya pada teman pertukaran pelajar dari Amerika tentang definisi cantik, mereka menertawakannya saat jawaban yang meluncur dari pelajar Amerika itu adalah, 'kecantikan tergantung kepribadian orang itu'. Artinya pelajar Amerika menganggap cantik itu dilihat dari kepribadian seseorang, tapi nggak begitu menurut pelajar Korea. Lazimnya pun, saat orang lain mengatakan kita cantik, kita pasti senang dan berterima kasih, tapi tidak dengan remaja Korea. Kalau kita memuji mereka cantik, mereka akan mengatakan, 'tidak, aku tidak cantik. dia itu cantik' sambil menunjuk temannya yang dianggap cantik. Ampun deh! Dipuji nggak mau. Yang paling 'unik', karena mata mereka yang sipit dan hampir-hampir nggak punya eye lid, merekajadi begitu mengagungkan sebuah lipatan mata. Kebanyakan dari remaja wanita Korea punya alat pembentuk lipatan mata. Kalau alat itu nggak ada, mereka rela mencolok-colokkan pulpen ke kelopak mata mereka. Ouch!!! Sempurna adalah Tuntutan Dari blog yang sama, saya mengetahui, nggak hanya paparan media yang memperkenalkan mereka dengan para idola saja yang menjadikan mereka memimpikan penampilan sempurna. Tapi tuntutan kesempurnaan itu juga lahir dari keluarga dan lingkungan. Seorang anak bercerita, ibunya nggak pernah memuji dia cantik, tapi saat dia melakukan operasi lipatan mata, sang ibu gembira dan memuji anaknya cantik. Begitu juga dengan lingkungan mereka. Banyak perusahaan yang mengutamakan seorang dengan penampilan sempurna untuk menjadi karyawan mereka. Eits, berarti prestasi dan kecerdasan nggak penting? Nggak juga! Korea adalah salah satu negara dengan pelajar terpintar di dunia. Gimana nggak pintar, kalau sekolahnya aja 16 jam sehari. Iya. Anda nggak salah baca. Pelajar Korea khususnya pelajar SMA belajar di sekolah selama 16 jam, mereka baru pulang sekolah jam 21.30. Jadi, memang nggak bisa dibilang mereka hanya mementingkan penampilan. Perpaduan penampilan tingkat tinggi dan kecerdasan adalah sempurna ala orang Korea. Saya nggak pernah mengagungkan sebuah negara. Sehebat apapun sebuah negara, saya percaya tetap ada saja cacatnya. Seperti halnya Indonesia yang teramat sangat kaya ini, juga kaya koruptornya. Namun kita pun juga jangan lantas jadi pribadi yang pesimis. Kita ambil saja contoh positif dari negara-negara maju bagaimana mereka akhirnya bisa maju, salah satunya Korea. Siapa sangka, mereka dulunya adalaha negara termiskin, tapi sekarang jadi salah satu negara dengan tingkat perekonomian tertinggi. Budaya barat mungkin telah meracuni, korupsi juga masih terjadi di sana seperti di negara kita, namun mereka tetap bisa menjaga tradisi. Nah, kita? Jangan sampai sudah teracuni budaya barat, korupsi dimana-mana, kita juga lupa pada adat istiadat dan budaya. Satu hal yang saya anggap kita lebih unggul dari Korea. Setidaknya masih banyak di antara kita yang masih ber-Tuhan dan menganggap Dialah Yang Maha Sempurna. Sehingga kita dan anak cucu kita kelak nggak harus mengenal tuntutan kesempurnaan yang digadang-gadang manusia, melainkan menyempurnakan diri di hadapan Tuhan. Salam... =)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun