Sebelum mengetahui lebih lanjut fakta paling mengejutkan, seperti halnya lagu, film, bahkan sinetron, kita masuk dulu ke intro ya... Kali ini tentang fakta kebiasaan orang rata-rata menonton TV dalam sehari. Saat sedang santai, setiap orang di seluruh dunia senang sekali menghabiskan waktu mereka di depan TV. Menurut data dari Kaiser Family Foundation (sebuah yayasan yang mendalami informasi tentang kebijakan kesehatan keluarga di Amerika), dua per tiga bayi di dunia sudah nonton TV selama 2 jam per hari, begitu juga dengan anak-anak balitanya. Mereka bisa ada di depan TV selama itu untuk nonton video atau DVD yang diputar orangtua mereka entah hanya untuk hiburan atau untuk sarana belajar. Sedangkan remaja lebih banyak lagi nih…mereka biasa menghabiskan waktu hingga 4 jam per hari untuk nonton TV. Itu belum termasuk tambahan 2 jam di depan komputer. Wow! Data itu hampir sama dengan hasil polling yang dilakukan sebuah majalah remaja di Indonesia. Sebanyak 41.84% responden (477 orang) bisa menghabiskan waktunya untuk menonton TV selama 2-3 jam sehari, 40% (456 orang) selama 4-6 jam, bahkan 18.16% (207 orang) diantaranya bisa lebih dari 6 jam per hari. Wah…apa saja ya yang ditonton selama itu?
Dampak Buruk
Terlalu banyak menonton TV nggak hanya membawa akibat buruk untuk kesehatan, tapi juga masalah sosial. Ijinkan saya membahas tentang dampaknya pada kesehatan kita.
Gangguan Jantung
Sebuah peneletian oleh Journal American College of Cardiology, tahun 2011, membuktikan bahwa menonton TV saat sedang santai lebih dari 2 jam sehari, menyebabkan resiko serangan jantung meningkat lebih dari dua kali dibanding yang menonton TV kurang dari 2 jam. Yang paling mengerikan, orang yang nonton TV selama 4 jam atau lebih tiap hari, punya kemungkinan meninggal akibat penyakit jantung sebesar 80% lho. Kenapa ya, kok seseram itu dampaknya? Berdasarkan penelitian yang dilakukan David Dunstan, PhD, kepala laboratorium aktivitas fisik dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute di Victoria, Australia, menonton TV terlalu lama sama dengan banyak duduk, yang berarti nggak ada gerakan otot. Selain itu, secara otomatis aktivitas fisik juga berkurang. Inilah yang membuat penimbunan lemak dan kolesterol sehingga memicu terjadinya obesitas dan serangan jantung di usia muda.
Resiko Diabetes