Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menjadi Konsultan?

10 April 2012   02:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:49 104 0
"Di bawah 25 tahun?" tanyanya.
Well, just agreed.

Seorang sahabat selalu menceritakan semua masalahnya padaku, termasuk percintaan. Haish, nggak ada pengalaman tentang all of those love chit-chats, eh dia kok ya masih betah banget konsultasi sama aku tentang urusan asmaranya. Hingga semalem, dia bela-belain dateng ke rumah hanya untuk (can be said) konsultasi padaku. Hampir 2 jam... (now, I think I should give her a charge...or I just start to build a career as a love consultant, well, sounds pretty good).

Di saat aku yang baru saja patah hati (I do really hate saying this), aku harus berurusan dengan masalah asmaranya juga. Sebenarnya ingin menolak untuk memberi masukan atau saran, tapi...ya hitung-hitung latihan buat jadi a professional love consultant (?)

Diantara dua pilihan. Harus tetap bersama seseorang yang selama ini semakin sering menyakitinya atau bersama seseorang yang dulu sempat disukainya (yang kini mengutarakan perasaannya secara serius padanya). Aku nggak bisa memaksa dia untuk membuat keputusan, jadi aku hanya menggiringnya ke beberapa pertanyaan.
Lebih nyaman bersama siapa?
Sosok seperti apa yang kamu butuhkan untuk jadi imam?
Siapa yang lebih punya prinsip dan komitmen?
Pendapat ibu tentang dua orang itu?
Hmm...nggak tau apa aku bisa cukup membantunya dengan itu semua dengan sedikit memberi saran dan masukan.

"Aku sempet pengen nikah di usia 22 tahun," katanya. "Makanya pas dia bilang bakal menikahiku tahun 2013, aku udah seneng, tapi ternyata dia minta ingin mapan dulu bla..bla...," tampaknya dia sudah tak percaya lagi sama seseorang yang sudah bersamanya saat ini. Ketika seseorang yang lain datang (a prince with a white horse, eaaa...), dia jadi makin mempertimbangkan antara mempertahankan dia atau tidak.
"Kamu target nikah kapan?" tanyanya padaku.
Ups! 23 (mengamini sendiri dalam hati, meski belum tahu bakal sama siapa, hehe).
Love is such a complicated issue. It can make you want to jump to the ocean or even bring you up to the vanilla clouds.

Obrolan itu pun berakhir 2 jam kemudian.

Seorang teman yang lain masih galau (haish, I should stop saying 'galau' in the future) karena dia masih belum menemukan pujaan hatinya. Aku hanya bisa bilang: sabar (sounds easy to say but hard to do). Dia merasa dibalap sama adik sepupunya yang udah menikah pada usia muda, sedangkan dirinya masih belum menemukan sosok seseorang itu hingga kini.

Aku sendiri kadang melihat Facebook seperti mesin waktu. Melihat satu per satu kawan sekolah menikah dan memasang foto pernikahannya. Melihat satu per satu mengunggah foto bayi--anak pertama mereka. Building a new family :)

I'm tired and sick of being a broken-hearted person (and tired 'helping' my best friends's love and romance problems). Thus, I myself need to be more serious starting a new relationship with a sincere commitment. So, is there anyone can help me? hehe... or do you have a person who wants to be introduced to me? :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun