Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tentang Injil

30 September 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 631 9
Banyak orang di luar yang bingung dengan keaslian Injil. Beberapa alasan mereka adalah :

1. Injil adalah kitab yang diajarkan oleh Kristus Yesus
2. Seharusnya Injil berbahasa Aram sebagaimana bahasa keseharian Kristus Yesus
3. Ke-empat Injil kanonik itu bukan Injil yang dimaksud sebagai Injil yang diajarkan Kristus Yesus, karena Injil-Injil itu ada setelah Kristus Yesus tidak ada lagi di bumi.
4. Injil yang ada sekarang karena tidak diajarkan oleh Kristus Yesus berarti Injil-Injil itu palsu.

Pertama, perlu diperhatikan kata Injil itu. Injil berasal dari bahasa Gerika yaitu Euangelion yang artinya kabar baik. Kabar baik tentang apa? Dalam Injil Matius 4:23 disebutkan "Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu."

Jadi, yang menjadi kabar baik adalah Kerajaan Allah.

Dalam Injil Matius 9:35 disebutkan "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan."

Di sini, yang menjadi kabar baik adalah Kerajaan Sorga.

Hal ini dipertegas dalam Injil Matius 24: 14 yaitu "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Jadi, sebagai kesimpulan pertama adalah Injil artinya Kabar Baik kepada semua Manusia bahwa ada Allah, Tuhan yang bertahta sebagai Raja bagi seluruh umat manusia ini, dan tahtanya itu kekal, selamanya. Tuhan, Allah kita itu akan memberikan hal yang paling baik (sorga) bagi mereka yang taat kepadanya.

Umat manusia adalah para pemilik surga, sebagaimana Allah adalah penguasa sorga itu. Tapi manusia yang bagaimana yang bisa memiliki sorga? Itulah sebabnya kabar baik ini diajarkan sejak dulu itu.

Injil yang berbahasa Aram itu ada, yaitu Injil Matius. Jadi tuduhan bahwa Injil itu tidak ada yang berbahasa yang sama dengan bahasa yang dipergunakan oleh Kristus Yesus adalah tuduhan yang salah sama sekali. Dan Injil Matius adalah Injil yang pertama dituliskan. Penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis sebelum tahun 66 M. Kesimpulan penelitian lanjut mengenai Injil Matius menegaskan bahwa benar yang menuliskannya (paling tidak mengepalai penulisannya, karena tradisi Yahudi biasanya seorang guru memiliki kelompok murid yang menuliskan pengajarannya) adalah Rasul Matius yang merupakan murid langsung dari Kristus Yesus.

Injil, jika dimaksudkan sebagai kitab yang sekarang ada itu, tentu tidak diajarkan oleh Kristus Yesus selama pengajaranNya. Sebab yang diajarkan oleh Kristus Yesus adalah hal-hal yang didasarkan pada Taurat dan Kitab-Kitab Para Nabi. Sebagaimana dikatakan olehNya dalam Injil Matius 5:17: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

Akan tetapi ke-empat Injil itu menceritakan apa dan bagaimana Kristus Yesus di dalam misi pengajaranNya kepada umat manusia. Juga disinggung bagaimana pesan-pesan mesianik dari kitab-kitab terdahulu itu terpenuhi dalam diri Kristus Yesus.

Mengapa perlu ada 4 Injil? Sejak jaman Irenaeus (kira-kira tahun 185) kekuatiran akan penyimpangan dalam pengajaran tentang Kristianitas menjadi perhatian yang besar, apalagi sudah ada indikasi adanya Injil telah diubah tetapi menjadi sumber tunggal pengajaran di beberapa kelompok. Oleh karena itu perlu upaya untuk memurnikan kembali pengajaran Kristianitas dengan menilik kepada beberapa sumber tulisan lain. Maka sejak itu, ide kanonisasi Injil muncul dan menggelinding hingga kira-kira tahun 200, kanonisasi terhadap ke-4 Injil itu dinyatakan selesai.

Lalu pada abad ke-5 setelah berabad-abad kanonisasi ke-empat Injil ini diakui di dalam sinode-sinode regional seperti di Konsili Roma (382),  Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Karthago (397 dan 419), diakuilah secara resmi oleh Gereja Barat di bawah Paus Inosensius I. Kanon yang sama sampai sekarang ini.

Maka, ketika menyoal Injil yang dibawa oleh Kristus Yesus, yang sebenarnya adalah bukan sebuah kitab atau kumpulan tulisan, tetapi adalah ujaran atau pengajaran yang diberikan oleh Kristus Yesus selama misi pengajaranNya itu. Lalu di mana hal itu bisa ditemukan? Semuanya itu bisa ditemukan di dalam kitab-kitab yang dikenal dengan nama Injil. Baik yang bernama Injil Matius, Injil Lukas, Injil Markus, atau Injil Yohanes.

Dengan demikian, pendapat bahwa Injil yang ada pada saat Kristus Yesus itu telah diubah atau dipalsukan tidaklah benar mengingat Kristus Yesus tidak pernah membawa-bawa sebuah kitab yang diduga berjuluk "Injil" itu, sebab yang diajarkannya adalah Taurat dan Kitab para Nabi, sebagai mana dituliskan dalam Injil Lukas pasal 4 ayat 16-21 bahwa :

... pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, ...dst.

Hal ini menunjukkan Kristus Yesus mengajarkan kepada orang lain hikmah apa yang ada pada Taurat dan Kitab Para Nabi.

Lebih awal, bahwa akan ada ajaran yang mengajarkan hal-hal selain dari apa yang diajarkan oleh Kristus Yesus, juga pengajaran yang memberitakan bahwa Kristus Yesus tidaklah seperti apa yang telah dipertelakan di dalam Injil-Injil itu sudah dinubuatkan oleh ketakutan Rasul Paulus akan tindakan para jemaat di Korintus yang menerima begitu saja pengajaran-pengajaran orang-orang lain selain dari para rasul (2 Korintus 11:4) :

Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yangtelah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Salam Damai,

Dedy

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun