Nazir atau Nazir Allah adalah orang yang berpantang. Disebutkan oleh kitab Hakim-Hakim pasal ke 13 dari ayat 1 sampai ayat 25 menceritakan bagaimana ciri-ciri kehidupan orang yang disebut Nazir Allah itu. Mereka berpantang minum anggur atau minuman keras, berpantang dari makanan yang diharamkan, berpegang pada hukum Allah, dan terlebih tidak bercukur rambut sejak lahir. Juga disebutkan (karena praktek korban yang dilakukan ayah Simson, Manoah) mereka pun mempraktekkan aneka korban sembelihan dan bakaran. Seperti halnya Manoah dan istrinya, mereka juga mempercayai Allah dan para Malaikat. Bahkan dalam kisah Simson ini, Manoah mendefinisikan bahwa Malaikat adalah bentuk perwujudan dari Allah itu sendiri.
Pada prakteknya, Nazir menjadi semacam opsi bagi seseorang di kalangan Yahudi. Karena menjadi Nazir berarti harus tunduk dan patuh pada ajaran-ajaran agama yang didasarkan pada Talmud. Tetapi pada hakikatnya, (seharusnya) Nazir adalah orang yang hidup kudus di hadapan Allah.
Pernyataan Kristus Yesus untuk berpantang minuman dari anggur (Matius 26:29, Markus 14:25, Lukas 22:18), menyebabkan adanya pandangan bahwa Kristus Yesus adalah seorang Nazir. Dan seperti halnya Kristus Yesus juga Simson dan Manoah ayahnya, seorang baru bisa dikatakan Nazir apabila dia bersumpah atau dalam bahasa arab sering disebut bernazar.
Jadi, Nazir, Nazarene, Nazirite, Nasorean, atau Nasrani adalah sebutan untuk orang-orang yang bersumpah hidup kudus untuk Tuhan, Allahnya. Hidup terpantang pada minuman berefek memabukkan, hidup berpantang pada makanan yang diharamkan, dan taat beribadat kepada Tuhan, Allahnya itu.
Dengan demikian, Nazir atau lain-lain sebutannya itu (termasuk Nasrani) bukanlah suatu sekte seperti perkiraan orang melainkan sebuah sikap hidup dalam menjalankan agama, yang salah satu cirinya adalah berpantang (pada hal-hal khusus), karena memang pada awalnya seperti dalam Kitab Hakim-Hakim itu, Nazir adalah sebutan khusus dari pemeluk agama Tauhid yang bersumberkan kitab Talmud.
Salam,
Dedy