Tarian langit berubah bak hantu kehausan darah
Suara-suara gawai menjadi ritme penghibur setiap jejak
Tanpa peduli pada rasa yang singgah sekadar menyapa
Setiap saat imajinasi terbang bersandar di dunia fantasi
Menuliskan bait-bait pada fatamorgana semu
Setiap harapan terjebak dalam lingkaran ketidakpastian
Namun kau bangga bila di pundakmu bersandar kenisbian
Apakah pantas disebut berjuang?
Bila menatap langit saja kau harus meminjam sepotong saujana
Apakah bijak bila disebut pengabdian?
Bila memaknai dirimu saja kau harus memunguti partikel debu di masa lalu.
Bukankah gurumu telah mengajarimu
Bagaimana kau menyuarakan vokal dan konsonan
Bagaimana memaknai kecantikan malam tanpa purnama
Bagaimana menghargai waktu tanpa menghitung detik
Wahai pemuda harapan bangsa
Wahai pemudi harapan Pertiwi
Jadikan dirimu seperti harimau
Mengaumkan juang seluas belantara
Jadikan dirimu seperti bait Sapardi
Melukiskan hujan dalam kesetiaan cinta
Bukankah ibumu telah mengajarimu
Bagaimana kau berbicara kepada Tuhanmu
Bagaimana kau menyapa sesamamu
Dan bagaimana kau mengenali dirimu sendiri.
Enik Rusmiati
Blitar, 19 Januari 2023