Lorong sunyi ini mengenang kembali perdebatan rumus fisika dan matematika, yang sering menjelma menjadi monster menakutkan, namun terkadang berubah menjadi putri peri cantik yang selalu di rindukan
Lorong sunyi ini mengharapkan hadirnya para pemustaka, yang menjajakan buku-buku kepada perindu ilmu, meski terkadang tak satupun sepasang mata yang meliriknya
Lorong sunyi ini menitipkan sepotong surat keluh, bahwa bangku-bangku bisu itu semakin berdebu, bahwa guru-guru semakin pilu memendam rindu.
Lorong sunyi ini meminta kepada para penentu, jangan biarkan pesan-pesan ilmu itu berlalu, tanpa suara dan tanpa kata.
Lorong ini pun berkata
"Kesunyian ini adalah ilmu yang selayaknya dicatat sebagai sebuah keniscayaan"
Blitar, 30 Oktober 2020
Enik Rusmiati