Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Kawan, Tahan Sejenak, Negeri Ini Masih Sakit

21 Mei 2020   07:39 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:38 47 12
Gejolak kecewa memenuhi ruang-ruang kalbu
Ratap tangis mengaliri hati dan pikiran
Amarah merajalela menyembur dari ubun-ubun
Setelah beberapa tarian adegan pengkhianatan kau pamerkan di pusat-pusat kota
Memporak porandakan tatanan kehidupan
Seolah peraturan tergelatak di pinggir-pinggir trotoar
Berterbangan dan jatuh di got bersama sampah

Sungguh, apa sebenarnya yang terbaca oleh hatimu
Bagaimana seakan kau tak mampu membacanya?
Pamflet dan ragam media terpampang dari hilir hingga hulu
Bahkan pengalaman kepahitan dan kepedihan telah kau genggam
Namun kau sengaja benarkan tindakanmu atas penalaran yang salah

Hari ini, aku dengar dan melihat
Bahwa bangsaku telah kehilangan makna nilai peduli
Bahwa pertiwiku telah menghapus jejak para penjuang garda depan
Bahwa negeriku mulai kehilangan hati nurani
Hingga meremehkan menjadi hal yang biasa

Kawan, negeri ini masih sakit, meradang karena beban tak berkesudahan
Tahan sejenak nafsu keinginan duniawimu
Ayo, kita rawat dan sirami bunga-bunga bangsa masa depan
Agar lebah dan kunang-kunang bisa terbang dengan riang


Blitar, 21 Mei 2020
Enik Rusmiati

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun