Bagaikan cermin yang retak - retak yang sudah tidak layak dipakai untuk bercermin. Kita memaksa bercermin dengan cermin itu padahal tidak jelas apa yang bisa kita lihat di cermin itu, sama halnya juga dengan sistem pemerintahan negara ini yang sudah retak tapi masyarakatnya hanya bisa melihat apa yang mereka lihat, mendengar apa yang mereka dengar dan ditindas oleh para penguasa yang selalu membuat alibi dengan kata - kata "Saya ini peduli dengan masyarakat bangsa ini" tapi pada akhirnya mereka hanya mencari keuntungan untuk ego mereka sendiri. Hanya untuk sebuah keeksistensian mereka tega membuat orang yang di bawahnya menderita.
Lihatlah mereka yang dulu menyuarakan "MERDEKA!!!". Dulu suara itu bisa kita dengar dari semua masyarakat yang ada di penjuru negara ini. Tapi lihatlah sekarang!!! Hanya mereka yang di atas mengatakan "MERDEKA!!!" tanpa melihat saudara - saudara mereka yang di bawah sedang merintih kesusahan. Mereka "MERDEKA" karena memiliki banyak kertas bernominal yang mereka rampas dari rakyat yang tak bisa melakukan apa - apa karena perbedaan derajat dan pangkat.
Negara ini memang membutuhkan banyak aspirasi yang membangun untuk memajukan pembangunan yang sedang berjalan, Â tapi bukan berarti negara ini butuh bermacam - macam partai yang hanya dibuat seperti pakaian. Yang layak kita bilang pakaian itu seperti kain "GOMBAL" yang bertulisakan kata - kata "GOMBAL" saja