"Abi, mau kemana? Aku ikut ...." Zaa merajuk. Baru kali ini suaminya pergi tanpa memberitahukan lebih dulu kepadanya. Mukanya ditekuk-tekuk, bibirnya manyun. Elhida meleletkan lidahnya, meledek isterinya yang berdiri tegak di depan pintu.
Desa Rangkat masih tenggelam dalam selimut kabut. Hujan yang turun beberapa hari ini menyebabkan warganya lebih memilih untuk berdiam diri di dalam rumah. Kalau pun terpaksa pergi, lebih disebabkan oleh pekerjaan yang tidak bisa ditunda untuk esok.
Halaman rumah masih berantakan. Daun-daun yang luruh masih berserakan di beberapa sudut taman. Lampu bulat berwarna kuning cerah masih menyala.
"Tumben, bunda agak ceroboh pagi ini....," gumam Elhida. "Tak biasanya lampu taman dibiarkan menyala setelah subuh....," batinnya.
Ia menuju ke sisi pintu utama. Ditekannya tombol on-off yang menempel di dinding, lampu taman pun padam.