Jika kita kemudian berasumsi bahwa kenaikan upah akan berbanding lurus dengan kenaikan harga barang, karena naiknya harga BBM, lantas buat apa kalau begitu kenaikan harga barang ? toh pada akhirnya tidak mengubah apa-apa, karena daya jual dan daya beli masyarakat tetap sama.
Disinilah peran kapitalisme bermain. Kenaikan harga barang akan dijadikan momentum untuk menjatuhkan upah-upah pada umumnya. Bukan secara nominal, justru secara nominal upah akan terlihat naik, akan tetapi jatuh secara relative terhadap kenaikan harga barang.
Jadi, jika dengan alasan pencabutan subsidi kapitalis akan rugi, itu adalah omong kosong dari orang yang tidak mengenal apa itu kapitalisme, kenapa ? Karena, begitu kapitalisme menderita kerugian dengan dicabutnya subsidi, mereka bisa menebus dua kali lipat kerugian mereka tersebut, dengan menaikan harga barang yang sudah mereka monopoli. Dan ini berarti bahwa, rakyat pekerja akan dieksploitasi lebih keras dalam bentuk kualitas kerja dan waktu kerja.
Jelas pada akhirnya untuk siapa kenaikan BBM itu sebenarnya, yaitu kaum kapitalis. Karena secara ekonomi tidak ada keuntungan sama sekali untuk negara bahkan cenderung rugi, kecuali secara politis, yaitu kampanye terselubung proyek BLT yang diselenggarakan Partai penguasa.