BANDARLAMPUNG- Perairan di sepanjang teluk Lampung, saat ini kian mengkhawatirkan. Para petani atau pemilik keramba jaring apung kian panik. Fenomenared tidetidak kunjung berhenti,ribuan ikan yang dibudidayakan dan kebanyakan diekspor itu, tiap hari mati. Para pemilik kerambak itu mengaku merugi hingga Rp. 5 Miliar.
Kecemasan itu mengemuka ketika Forum Komunikasi Kerapu Lampung Ali Hadar, kemarin menyatakan, perairan teluk Lampung mulai berwarna kecoklatan.
"Hari ini, perairan Ringgung kembali pekat berwarna kecoklatan. Daerah lain di Mutun dan Hanura, Padang Cermin dan Punduh Pidada juga begitu. Kami tidak tahu harus berbuat apa, ribuan ikan tiap hari mati," keluhnya.
Menurut dia, dalam sepekan terakhir, ribuan ikan telah mati menyusul fenomena memerah dan mencoklatnya perairandi teluk Lampung.
"Kerugian sudah Rp 5 miliar," ujar dia.
Yang disesalkannya, lanjutnya, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan hingga kini belum mengeluarkan kebijakan ataupun imbauan kepada para pembudidaya ikan di keramba terkait fenomena ini. "Setiap hari ikan- ikan kami mati, tapi tak ada perhatian dari dinas instansi tekrait," kata dia pasrah.
Sementara, masyarakat diimbau untuk berhati-hati mengonsumsi ikan dan kerang-kerangan, khususnya yang tercemar pythoplankton penyebab pasang merah.