Tapi..., keindahan yang saya bayangkan sudah banyak berubah. Delapan tahun lalu hutan bakau yang rindang di sepanjang pantai sudah banyak di tebang dijadikan kandang-kandang babi oleh penduduk, dan yang lebih parah lagi jalan satu-satunya yang menghubungkan Waimana dengan kota Larantuka nyaris terputus karena abrasi. Abrasi ysng terjadi bukan main-main lagi. Setiap air pasang ombak pantai yang seharusnya tidak sampai jalan raya, sudah masuk jalan raya.
Mungkin bagi mereka yang setiap hari melihat hal itu, merasa biasa. Tapi saya yang sesekali pulang merasa perihatin. Pantai yang dulu indah dengan hutan bakau dan pasir hitamnya kini terlihat gersang. Saya juga kurang mengerti dengan pemerintah kota Larantuka, apakah mereka tidak pernah melakukan sosialisasi akan pentingnya penghijauan atau mereka (Pemkot Larantuka), sudah melakukan sosialisasi tapi masyarakatnya tidak paham.
Para pembaca kompasiana dan pemerhati lingkungan yang budiman, saya terus terang tidak tahhu bagaimana cara membudidayakan bakau, atau membuat bibitnya. Kiranya jika Anda membaca artikel ini mohon bantuan bibit bakau untuk mengatasi abrasi di Pantai Weru. Atau saudara bisa memberikan solusi untuk mengatasi abrasi pantai Weru agar tidak semakin parah. Mungkin saudara bisa berkunjung ke Waimana untuk melihat keadaan yang sebenarnya.
Maaf Foto gagal di up-load, untuk melihat foto kondisi pantai weru sekarang silahkan klik disini