Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Subuh Berdebu

30 Mei 2011   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04 63 0
Aroma subuh lamat-lamat mulai merambati ventilasi berdebu
Dan masih saja kudengar lewat hembusan angin,
Kabar-kabar duka seakan tak mau lekang

Tubuh ini memang letih
Entah mengapa kantuk masih ragu menerkam

Di sana, di sana, masih terdengar keluh kesedihan
Ada cemas, juga rasa takut
Ada putus asa, juga seberkas harapan
Tapi lebih banyak rasa yang sesungguhnya tidak berasa

Dan langkah subuh berpadu bijaknya embun mulai membuat debu-debu ventilasi lebur
Hari mulai lagi menjelang
Dengkur perlahan lenyap berganti langkah-langkah tergesa mengejar matahari

Dan
Di sana, teriakan ketakutan masih terus merobek-robek helai angin
Membawanya terbang ke segenap penjuru
Tapi ingar-bingar kehidupan membuatnya tertelan dalam sunyi

Dan, selebihnya memang hanya sunyi!

*Subuh 30 Mei 2011, menjelang kedatangan SBY ke Pontianak. Juga ada cerita tragedi berdarah di Papua sehari sebelumnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun