Sebelum memutuskan ke Singapura, Franky mengkisahkan, dia dirawat di sebuah rumah sakit international di Jakarta. Namun karena tidak ada kemajuan, dia mencari second opinion atas penyakitnya ke Singapura.
”Saya hanya berbekal uang S$7000. Jumlah itu dibagi menjadi dua. $S6500 untuk diagnosa penyakit dan sisanya untuk biaya tinggal isterinya di Singapura,” tambahnya.
Tiga hari setelah kedatangan di Singapura, Franky mulai menjalani perawatan intensif. Penyakit yang terdiagnosa di "Negeri Singa" itu, tidak ditemukan saat berobat di Jakarta. Padahal dia sudah menghabiskan biaya Rp 23 juta dan diagnosanya melenceng!
Rabu sore, saya mendapat kabar, Franky telah pergi selama-lamanya. Pun saat sakit menderamu, berbagai kisah tentang balada orang kecil, tak hentinya mewarnai. Beristirahatlah dengan tenang di Rumah Bapa, Amin.
SEVERIANUS ENDI