Sebagian ada yang meghalalkan segala cara dan ada pula yang berjalan sesuai dengan batasan-batasan dan hukum yang berlaku dalam agama yang mereka anut. Memang sungguh luar biasa pengaruh dunia terhadap kehidupan manusia, mereka rela mengorbankan segalanya hanya memperoleh kenikmatan dunia yang hanya sekejap. Mereka rela menangis dan meratap demi melihat dunia yang gemerlap, padahal semua itu hanya fatamorgana yang menipu dan memperalat agar manusia lebih mencintai dunia ketimbang Sang Maha Pencipta.
Cinta kepada dunia telah membawa manusia bersikap "yang penting senan dan heppy, yang lain itu nomor kesekian. Namun bagi mereka yang berjalan sesuai dengan batasa-batasan agama berlaku seadanya dan menerima apa yang menjadi ketentuan dari Sang Pencipta. Mereka berkeyakinan bahwa manusia boleh berusaha akan tetapi yang menentukan jalan untuk berhasil adalah Allah swt. Karena kalau sudah Allah yang menentukan jalan,  insya Allah jalan yang akan mereka lalui adalah baik dan penuh keridhoan. Bukan sebaliknya mereka yang merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan acapkali menggerutu dan "ngedumel" seribu bahasa dan seakan tidak menerima apa yang menjadi ketentuan dari Sang Maha Pencipta. Mereka menyalahkan dan saling menyalahkan sehingga mereka menangis dan menangis yang tiada akhir tentang dunia.
Dunia adalah tempat bersenda gurau dan permainan belaka begitu Allah swt berfirman. Yang namanya sendau gurau pasti ada tawa bahagia dan juga sedih begitupun dengan permainan adakalanya menang dan juga kalah. Yang pasti, manusia yang menang akan mendapatkan berbagai macam kesenangan dan kebahgiaan, namun bagi yang menderita kekalahan akan merasa itulah akhir dari kehidupan, sehingga mereka bersedih dan sengsaraan sehingga menangis dan menangis untuk kekalahan dunia.
Jangan menangis karena dunia akan tetapi menangislah karena perbuatan kita yang tidak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma yang telah ditetapkan Allah swt melalui para nabi dan rasulnya kepada kita.