Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Psycho

3 Agustus 2012   00:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 358 2




Hasrat ingin membunuh Sheilla selalu muncul setiap kali dia membuatku marah tak terkira. Perasaan ingin memuaskan diri dengan melenyapkan kehidupan Sheilla selalu menguasaiku setiap waktu. Sudah beberapa kali aku merencanakan pembunuhan tetapi selalu gagal. Mujur baginya, lebur bagiku.
Seperti kejadian yang baru saja aku lihat tadi contohnya. Aku melihat Sheilla menggelayut mesra di lengan Fabio. Darahku berdesir, jantungku berdebar kencang. Kepala terasa mendidih oleh panasnya amarah jiwa. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk meniadakan cewek itu, tapi dasar memang sial, Sheilla seolah mempunyai malaikat pelindung yang selalu menmdampinginya di saat saat maut yang aku tebar di tanganku mengincarnya.
Fabio adalah cowok yang benar-benar menguasai pikiran dan anganku. Aku cinta mati sama dia. Aku ingin dia jadi milikku. Memang selama ini kami bersahabat. Tapi persahabatan kami sudah cukup memuaskan diriku karena aku selalu mendapat seluruh perhatian darinya. Aku selalu menyediakan waktu untuk Fabio dan segala keperluannya. Aku yang selalu menyalin setiap catatan pelajaran untuknya. Aku yang selalu mengerjakan PR-nya, aku yang selalu membuatkan surat izin untuknya kalau dia sedang tidak mood belajar dan membolos dari sekolah entah kemana. Fabio juga menunjukkan perhatian yang tak kurang buatku. Dia selalu mengantarku pulang dari sekolah, menjawab telpon dan smsku yang melebihi dosis minum obat setiap harinya, mendengarkan setiap curhatku mengenai apa saja. Tentu saja itu cukup membuatku merasa dekat dan terikat kepadanya. Prinsipku, cinta tak selalu harus diungkapkan dalam bentuk verbal yang kadang hanya sebentuk rayuan bulshit yang tak karuan. Perbuatan lebih berarti dari seibu kata-kata dan janji.        Aku yakin, Fabio juga mencintaiku, walaupun tak ada komitmen yang terucap dari mulutnya. Tapi itu tak membuatku ragu akan ketulusan cintanya.
Hanya saja ada duri dalam hubungan kami semenjak sebulan yang lalu. Sheilla Anjani adalah murid kelas delapan yang selalu mengganggu Fabio dengan berbagai macam rengekan ini dan itu yang tentu saja membuatku sangat kesal. Kebiasanku pulang dengan Fabio sering terganggu karena Sheilla minta diajarin matematika. Janji Fabio terpaksa sering harus dibatalkan karena Sheilla minta diajarain naik motor. Belum lagi alasan-alasan lain yang semakin hari semakin membuatku berkeinginan kuat untuk menghilangkan nyawanya. Semakin lama aku semakin tercekik oleh kecemburuanku pada Sheilla.



Well, aku harus mencari solusinya. Aku harus membuat cewek itu jera. Dan menyesal karena telah merebut Fabio dariku. Satu-satunya jalan agar Sheilla jauh dari Fabio adalah maut. Ya. Sheilla harus mati. Sehingga dia tidak bisa menghalangiku untuk memiliki Fabio seutuhnya. Terlintas dalam pikiranku untuk menyiramkan air raksa ke wajahnya yang cantik itu, sehingga mukanya asti hancur dan tak menarik lagi. Namun mengingat Fabio yang berhati malaikat, yang tak pernah mengecewakan orang laian, aku takut yang terhadi justeru kebalikannya. Bisa saja karena kasihan, Fabio justeru akan semakin saying dan perhatian pada Sheilla. Oh No.

Ketakutanku akan kehilangan Fabio semakin menyiksa. Aku selalu gemetar setiasp saat Fabio menceritakan keakrabannya dengan Sheilla. Sementara kesempatanku untuk membunuhnysa tak jua kutemukan. Aku sudahj punya rencana untuk melakukan tabrak lari padanya tapi selalu ada Fabio yang membatalkan niatku yang tertunda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun