Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu. Bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya. Dan kematian adalah sesuatu yang pasti dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, Aku sangat tahu itu...
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar benar dapat memutus kebahagiaan dalam diri seseorang sekejap saja. Lalu mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti tak ditempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong hilang isi. Kau tau sayang, rasanya seperti angin yang tiba tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini aku selipkan salam perpisahan yang panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh. Tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang. Tanpa mereka sadari bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik, mana mungkin aku setia padahal memang kencenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan kau dari NYA dan kembali padaNYA, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku