Saya pernah membaca dalam sebuah buku “didalam diri kita ini sudah tersimpan berbagai potensi yg menunggu untuk di kembangkan”, tapi banyak juga orang berpendapat mengenai “Bakat/talenta bawaan” atau “bakat keturunan”, seperti orang tuanya musisi, anaknya pasti ada bakat menjadi musisi, orangtuanya montir, anaknya mahir dibidang yg sama….. Lalu bagaimana ketika seseorang menginginkan sesuatu yg tidak ada warisan talenta dari orang tuanya, atau tidak terlihat samasekali ada potensi bakat didalamnya.? Apakah mereka-mereka itu tidak akan sukses dibidang yg diinginkan tersebut ? Disini kita perlu ‘suntikan’ Keyakinan dalam diri untuk meyakinkan bahwa kita mampu dan bisa melakukannya. ini bisa kita bantu dengan mengkaji Qur’an surat Ar-Ra`d ayat 11
(…..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan .....) , intinya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kita sendiri tidak berusaha untuk mendapatkannya. Berarti yg sudah punya bakat bawaan atau keturunanpun kalau tidak diusahakan dan di kembangkan maka tidak akan sukses / berhasil mengoptimalkannya. Saya simpulkan menjadi satu kata yaitu
“NIAT” , untuk lebih sempurnanya niat ini harus diiringi dengan
“TUJUAN” Niat sebagai bahan bakar awal, sedangkan tujuan adalah sebagai penghimpun segala kekuatan dan kemampuan dalam diri agar terarah pada satu titik. Satu contoh dari pengalaman saya sendiri : Ketika saya dan keluarga memutuskan untuk membuka usaha rental ‘Sound System’, saya tidak punya talenta untuk mengoperasikan Soundsystem, saya tidak punya basic elektronik, sayapun pusing melihat tombol-tombol mixer dan assesories audio yg begitu banyak, walau saya punya sedikit bakat di musik. Karena….saya berpendapat bahwa ini adalah usaha penopang hidup saya kelak, berarti saya harus menanganinya dengan serius, dan harus memahaminya. Lalu saya niatkan untuk belajar mengoperasikan Soundsystem dengan tujuan bila sound enginer (Operator) yg biasa saya pakai tidak bisa, saya mampu menggantikannya dengan kata lain tidak tergantung selamanya pada orang lain. Dengan niat yg kuat, akhirnya alhamdulillah…..sayapun bisa melakukannya , bahkan sekarang para costumer lebih senang jika saya yg mengoperasikan. satu lagi contoh…. Ketika saya membangun rumah, dan membutuhkan teralis untuk setiap jendela berkaca, sementara jika dihitung2 dana sudah tidak mencukupi, lalu ada seorang teman menawarkan untuk mengerjakannya sendiri, dan dia mau mengajarkan bagaimana cara ng-LAS. dan dia mengkalkulasikan dana yg dibutuhkan…….. Wooow…….satu sisi saya tertarik, satu sisi, saya bertanya sama diri saya sendiri “apa bisa saya mengeLAS, sementara saya tidak punya keahlian atau bakat untuk mengelas…?”, namun akhirnya keinginan yg kuat untuk mencoba saya lebih besar ketimbang mengeluhkan potensi bakat yg nampak. Akhirnya saya niatkan yg kuat dgn tujuan meminimalisasikan pengeluaran….. Hasilnya………
Subhanallah…….saya bisa melakukannya, setelah dihitung-hitung, bila dikerjakan oleh orang lain bisa memakan biaya 10 jt, ketika di kerjakan sendiri saya hanya merogoh kocek 3 sampai 4 jt an……… Yang lebih tak percaya lagi, ketika istri saya meminta dibuatkan kanopi untuk Garasi mobil yg berukuran 7 X 6 m….wooow……hampir saya tidak menyanggupinya, tapi karena dorongan dari istri, akhirnya saya kerjakan, dan hasilnya saya tidak percaya dengan apa yg saya kerjakan……… Menyimpulkan dari yang saya alami ternyata
POTENSI, BAKAT ataupun
TALENTA ternyata
“BISA DIPELAJARI” , tentunya….dengan niat yg kuat dan sungguh2, jangan lupa juga sertakan tujuan……. Namun ……itupun masih banyak variable-variabel lain yg cukup mendukung keberhasilannya yaitu :
WAKTU, SARANA dan
EQUIPMENT pendukung, juga SUPPORT dari orang-orang terdekat kita, sebagai pembangkit semangat tatkala kita mengalami distorsi keyakinan dan rasa malas mendera……..oya SABAR dalam proses. ………… Permasalahan yg sama tentunya akan berbeda cara kita menyikapinya Bagaimana dengan anda, barangkali punya pengalaman menarik mengenai potensi diri ? Yuuk mari kita berbagi……….
EAR Ciputat 0211
KEMBALI KE ARTIKEL