Agak mengherankan ketika Presiden Jokowi mengumumkan harga beras sudah mulai turun rata-rata Rp. 2000/kg. Di manaaaaaaa yang hargaaaaaa berasnya turuuuuuuuunnnnnn? Di planet Mars, kali, ya? Yang terjadi harga beras tetap mahal. Masih kisaran Rp. 11.000 - 15.000/kg (tergantung kualitasnya).
Lalu kita dengar tentang upaya pemerintah mengadakan operasi pasar. Namun berita yang muncul justru kualitas beras op yang bermasalah. Ramai-ramai masyarakat mengembalikan beras op yang dianggap tidak layak. Dengan kejadian itu, boro-boro harga beras bisa turun. Yang terjadi justru opini pasar yang menganggap memang Pemerintah tidak mempunyai stok beras yang memadai. Brand beras bulog/beras dolog semakin amburadul. Masyarakat makin alergi dengan beras yang berasal dari bulog.
Kesan masyarakat yang muncul pada Pemerintah sekarang ini adalah:
- Yang baik dari pemerintah sebelumnya tidak dilanjutkan. Contoh, ketika SBY menaikan harga BBM, beliau segera menambah kuota raskin. Sekarang, boro-boro nambah kuota, yang reguler saja telat pengirimannya.
- Yang jelek belum juga diperbaiki. Contoh, kualitas beras bulog dikenal jelek, sekarang pun masih jelek.
- Yang baru pun belum ada yang jalan. Mana dari kebijakan pangan yang sudah menyentuh masyarakat dan terasa manpaatnya? Bantuan-bantuan pertanian malah dijadikan bancakan korupsi.