Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung

Syahadatmu Kini [Part 2]

24 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 24 Desember 2023   17:01 102 0

                               ********

Dan tidak berapa lama akhirnya Aku sampai di rumah , serta bergegas untuk mengganti pakaian yang sudah basah kuyup.

Setelah selesai berganti pakaian Aku pun berjalan menuju halaman depan rumah, menikmati gemercik hujan dan dinginnya suasana. Aku pun duduk di sebuah kursi sembari memikirkan ucapan sang kyai tersebut.
Sampai pada akhirnya Aku pun teringat masalalu dimana masih menimba ilmu bersama Guruku.

Jauh sebelum saat ini , sekitar tujuh tahun yang lalu.


" Kau datang kesini untuk apa Nak ? "

Tanya seorang pria paruh baya kepadaku , yang saat itu mendatangi sebuah gubuk di kunciran.

" Saya ingin menimba ilmu kek "

Jawabku singkat dan penuh keyakinan.

Pria paruh baya itu pun kemudian memperhatikanku dari ujung rambut sampai kaki. Dan Dia tersenyum

" Saya tidak memiliki ilmu apa - apa , apalagi ilmu yang Kamu cari Nak. "

Ucap Pria paruh baya tersebut.
Sontak Aku langsung berfikir , apakah dia tahu ilmu apa yang ingin Aku pelajari.

" Saya hanya ingin memiliki seorang guru sejati Kek. "

Ucapku menjelaskan keinginanku kepadanya.
Dan Dia tertawa setelah mendengar ucapanku, Aku menjadi bingung apa yang harus Aku lakukan , apakah benar Dia ini bisa menjadi Guruku atau hanya bisa menertawakanku semata.

Pria paruh baya itu kemudian berjalan dari gubuknya yang telah reot menuju sebuah sumur tua.

" Kau lihat sumur ini ? "

Tanya Pria paruh baya tersebut kepadaku sembari tangannya menunjuk kesebuah sumur tua , yang mungkin menurutku sudah tidak dapat menghasilkan air lagi.

" Iya saya melihatnya Kek , Ada apa dengan sumur tersebut ? Apakah kekeringan ? ."

Jawabku di iringi Tanya kepadanya.
Pria paruh baya tersebut malah tertawa kembali setelah mendengar pertanyaanku.

" Itulah ketika mata memandang tidak seperti kaki melangkah , Kita hanya menilai berdasarkan sudut pandang semata hahaha. "

Ucap Pria paruh baya tersebut di ikuti tawanya yang khas.

" Sumur ini memang sudah sangat tua , tetapi sampai detik ini ia masih mampu menghasilkan air yang teramat jernih dan menyejukan. "

Sambung Pria paruh baya tersebut ,

" Apakah Kamu tahu mengapa demikian ? "

Tanya Pria paruh baya itu kepadaku ,
Dan Aku pun terdiam sejenak dan sesekali memperhatikan keadaan sumur tersebut.

" hm.. Mungkin karena sumur ini letaknya jauh dari laut dan juga pemukiman penduduk kek. "

Jawabku berdasarkan keadaan yang saat itu Aku lihat.

" Jawabanmu sangat baik , namun belum begitu tepat. Sumur ini tidak pernah setetespun airnya di perjual belikan, dan Air di sumur ini masih sangat sejuk dan terjaga kemurniannya karena tidak terjamah oleh keinginan nafsu manusia atas dirinya. "

Ujar Pria paruh baya tersebut menjelaskan sembari tangannya mengambil air sumur tersebut.
Mendengar penjelasan tersebut Aku menjadi berfikir memang ada benarnya air itu tidak untuk di perjual belikan , dan sudah semestinya menjadi kewajiban Kita bersama untuk merawat kemurnian mata air dari tangan - tangan yang mementingkan Nafsu mereka semata.
Akan tetapi Aku menjadi bingung , apa hubungannya Air sumur ini dengan Ilmu yang sedang ingin Aku pelajari.

" Jika darah dalam badan kita di ibaratkan sebuah air sumur ini , bagaimana Kita dapat menjaga darah tersebut agar tidak berubah menjadi kotor. "

Ucap Pria paruh baya tersebut membuyarkan lamunanku yang memang sudah sangat pusing memikirkan semuanya.

Aku kesini untuk belajar ilmu dan mencari guru sejati , lalu kenapa yang ku dapat malah sebuah pertanyaan yang Aku sendiri tidak bisa menjawabnya.

" Jauh - jauh cuma buat belajar air sumur , Mungkin Saya salah orang. "

Gumamku dalam hati ,

Tiba - tiba Pria paruh baya tersebut tertawa terbahak bahak , Aku pun sangat heran apa kiranya yang membuat dia tertawa sampai terbahak begitu , namun Aku tidak ingin bertanya , karena nanti pasti jawabannya malah membuat Aku bertambah bingung.

" Haha..haha.... Memang benar mungkin Kamu salah Orang Nak ! Hahaha..hahaha..."

Ucapnya masih di iringi tawa tak henti , dan Aku pun kaget di buatnya , kenapa Ia sampai tahu apa yang Aku katakan di dalam hati. Ah mungkin itu hanya sebuah kebetulan semata , Aku menjadi geram dan tidak sabar di buatnya.
Hingga Akhirnya Aku memutuskan untuk membatalkan niatku dan bergegas pulang saja.

" Baiklah Kek , kalau begitu Saya pamit dulu ya , sebentar lagi malam soalnya. "

Ucapku kepadanya yang saat itu Ia masih saja tertawa , dan Aku pun berjalan perlahan meninggalkan gubuk itu. Belum lama Aku melangkah tiba tiba.

" Kembalilah Kesini jika Kamu dapat memahami apa yang telah Aku sampaikan hari ini kepadamu Nak."

Ucap Pria paruh baya tersebut yang belum Aku ketahui namanya kepadaku.
Dan Aku pun tidak terlalu memikirkannya, dan terus melangkah pergi meninggalkan gubuk itu.

Sangat Menyebalkan perjalananku hari ini , Aku pikirakan mendapatkan sosok yang Aku cari , dan mendapatkan ilmu yang ingin Aku pelajari , nyatanya hanya mendapatkan Air sumur yang penuh teka - teki.
Sangat menjengkelkan.

Sepanjang jalan Aku terus menggerutu dalam hati , dan suasana kala itu seperti akan turun hujan.

Aku pun mempercepat langkah Kaki , agar tidak di dahului hujan turun.
Namun ternyata usahaku sia - sia tidak berapa lama akhirnya hujan pun turun.
Aku pun masih berjalan di pematang sawah yang jauh dari pemukiman warga untuk sekedar menumpang berteduh.

Namun dari kejauhan terlihat samar seperti ada sebuah saung , dan Aku pun berlari menuju saung tersebut untuk berteduh.
Setelah hampir tiga menit Aku berlari akhirnya sampai juga di sebuah saung kecil yang mungkin biasa di pakai para petani untuk beristirahat.

Aku pun duduk di saung tersebut , sembari menikmati dinginnya tubuhku yang sudah basah kuyup karena kehujanan.
Dan sambil menikmati derasnya hujan disertai angin.

" Jika darah ibarat air sumur "

Ucapku dalam hati , teringat kalimat Pria paruh baya tersebut.

" Apakah karena terlalu banyak dosa yang sudah Saya lakukan sehingga darah ini menjadi kotor ? Atau banyaknya uang haram yang sudah menjadi bagian dari darah dan daging ? "

Tanyaku seorang diri ,

Aku berfikir keras kala itu , apakah yang membuat air itu keruh , kotor , bau dan bahkan menjadi kekeringan.
Dan apa juga hubungannya dengan ilmu yang Aku cari , dan kenapa juga Aku harus mencari tahu dan disuruh kembali lagi kesana. Semua kejadian ini membuat Aku menjadi pusing. Dan hujan pun masih sangat deras.

Sampai akhirnya tanpa ku sadari , Aku pun tertidur di saung itu.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun