Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Drive Books, Not Cars

8 Juli 2013   16:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 234 0
Adalah sebuah kegiatan kreatif yang pada awalnya diprakarsai oleh beberapa anak muda dalam rangka melakukan pencarian dana bagi sebuah gerakan dalam menjangkau anak-anak marginal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.

Kegiatan DBNC ini (drive books not cars) yang didukung oleh Sahabat Anak dan Taman Bacaan Pelangi, kali ini, dilakukan di halaman depan  gedung Entertainment X'nter (eX), MH thamrin, pada hari Minggu, 7 Juli 2013, mulai pukul 07.00 wib. Bentuknya adalah melakukan penjualan buku-buku dengan harga yang sangat murah sehingga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, yang pada pagi hari tersebut berada di lokasi-lokasi terdekat untuk memanfaatkan car free day bagi kebugaran tubuh alias berolahraga. Atau mereka yang memang sengaja memanfaatkan momen ini untuk mencari buku murah.

Acara menarik ini tentu saja, dapat terselenggara karena hasil gotong royong dari semua pihak yang memiliki perhatian terhadap kegiatan “mencerdaskan anak bangsa” terutama bagi anak-anak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah. Mengapa? Karena hasil dari penjualan buku ini akan didonasikan kepada Organisasi Sahabat Anak (www.sahabatanak.org)  dan Taman Bacaan Pelangi (https://www.facebook.com/PelangiBook).

Bagaimana caranya bergotong royong?

Pertama-tama, beberapa anak muda yang memprakarsai hal ini, mengumpulkan buku-buku dari banyak orang , (silahkan lihat : https://www.facebook.com/DriveBooksNotCars). Oooh, buku bekas? Yup, yang dikumpulkan adalah buku-buku yang sudah tidak lagi dibutuhkan atau memang ingin mengganti koleksi bukunya dengan buku lain.

Kedua, dalam acara DBNC lalu, buku-buku yang telah terkumpul tersebut, menurut informasi jumlahnya mencapai  ± 6.000 buku. Kemudian buku tersebut dipilih untuk digolongkan sesuai dengan jenisnya menjadi 2 (dua) kategori besar, yaitu buku anak /remaja dan buku-buku dewasa (termasuk fiksi dan non fiksi). Kemudian buku-buku kategori dewasa dipilah lagi berdasarkan kondisi buku untuk menentukan harganya. Harga yang dibanderol untuk buku-buku tersebut berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 35.000. Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu, 6 Juli 2013 di basement gedung eX.

Ternyata…… buku-buku yang terkumpul, banyak buku baru, bagus dan terbungkus rapi dalam plastik dan tentu saja MURAH :). Pekerjaan pilah-pilah buku sebanyak itu dilakukan oleh puluhan orang dari berbagai usia yang diundang sebagai sukarelawan. Tentu saja bagi para sukarelawan diawal kegiatan ini, apalagi mereka yang sangat hobi membaca, terbuka kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan banyak buku bagus dengan harga yang relatif murah, yaitu Rp 15.000 (lima belas ribu rupiah) untuk setiap buku dengan kondisi yang bagus, bahkan yang baru :).

Menyesal? Tentu bagi penyuka buku, apalagi buku-buku klasik atau yang memiliki perpustakaan di rumah, mungkin sedikit menyesal, kehilangan kesempatan untuk mendapatkan buku-buku menarik menambah koleksi dengan harga murah. Apakah saya ge-er? Tentu saja tidak, karena ketika saya membantu kegiatan ini baik di hari Sabtu dan Minggu, banyak orang yang mengatakan bahwa ia beruntung datang karena sudah mendapatkan buku-buku yang diincar namun tidak tersedia lagi atau harganya mahal. Bahkan ada seorang ibu berprofesi pengajar (datang di hari Minggu), berkali-kali mengatakan menyesal tidak ikut dengan putrinya pada hari Sabtu. Menurutnya buku-buku yang dibeli putrinya pada hari Sabtu lalu, semuanya adalah buku bagus, sehingga ia memastikan datang kembali pada Minggu pagi ini, untuk lebih banyak membeli buku lainnya.

Selain itu ada pengunjung yang hingga berulang datang untuk mencari buku-buku yang mengulas tentang bola meski ia telah mendapatkan 2 (dua) buah buku tentang hal tersebut namun masih berharap untuk mendapatkan yang lainnya. Sayangnya, buku tentang bola tersebut juga menjadi incaran bagi pengunjung lainnya baik anak-anak maupun orang dewasa.

Sementara dalam koleksi buku anak yang tersedia pada hari Minggu, banyak buku-buku bagus misalnya, buku-buku pengarang favorit saya (mungkin favorit teman-teman juga), yaitu Enid Blyton, mulai dari Lima Sekawan, Sapta Siaga, seri buku St Claire, dan yang lainnya. Lalu buku cerita karangan Robert Dahl, HC. Andersen dengan judul Pakaian Sang Kaisar ( jika ada yang masih ingat ceritanya). Selain itu ada pula buku-buku komik seri tokoh dunia yang banyak diminati oleh anak. Seri tokoh pahlawan fiksi seperti Iron Man, Spiderman, seri Donald Bebek, Lucky Luke, Cinderella, Barbie. Bahkan beberapa seri Ensiklopedia bagi anak yang cukup mahal jika kita membelinya baik baru maupun bekas. Padahal, pada acara itu, untuk semua jenis buku anak/remaja, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dijual dengan harga Rp 5.000 (lima ribu rupiah).

Drive books not cars, kembali mengingatkan kita bahwa membaca adalah pintu pengetahuan bagi setiap kita yang ingin maju. Berkeliling dunia, mencari peluang usaha, mendalami hobi, memotivasi diri, mencari hiburan, belajar bahasa, budaya, hitung menghitung, semua tersedia dalam membaca. Hobi ringan yang bermanfaat ini dipastikan seringkali mampu mengubah nasib. Masih ingatkah kita, seorang loper koran bekas yang menang dalam tanyangan TV “Who wants to be millionaire” beberapa tahun lalu, mengalahkan para peserta lainnya yang secara edukasi lebih tinggi dari dirinya, hanya karena kesukaannya membaca koran atau majalah bekas yang ia kumpulkan untuk dijual kembali. Atau tayangan tv lainnya yang sejenis, sekarang ini, pertanyaan dan jawabannya lebih kepada pengetahuan umum yang didapat dari buku-buku bacaan.

Keyakinan saya terhadap kompasianer adalah kita sepakat bahwa membaca itu penting. Dan jika ingin melakukan yang lebih lagi yaitu membaca sambil berdonasi, maka drive books not cars adalah salah satu wadahnya.

Selamat membaca dan menyumbang :).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun