Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dapat dikatakan merupakan film yang tepat tayang, yaitu bersamaan dengan film Soekarno. Di tengah hingar bingar kontroversi “Soekarno”, maka film ini menjadi alternatif tontonan yang menyejukkan. Film yang diambil dari novel Buya Hamka tahun 1938 ini tentunya akan memberikan setting yang menarik. Kebetulan beberapa review, baik dari media maupun teman yang telah menonton, memberikan penilaian positif. Saya sendiri lebih tergerak untuk menonton setelah menonton wawancara Herjunot Ali di Sarah Sechan Show. Jadi dengan harapan yang tinggi saya menonton film ini.