Menyikapi taman bungkul yang rusak di Surabaya, tidak bisa dilepaskan dari kajian filsafat antroposentrisme. dimana ketika semua hal berpusat pada manusia dan kebutuhannya (apalagi gratis) selalu berimbas pada lingkungannya. alam -sekali lagi- menjadi sasaran. tanaman yang rusak selain berimbas pada kerugian milyaran. juga -yang terpenting- menghancurkan penghijauan taman sebagai paru-paru kota. terlebih untuk rekonstruksi membutuhkan waktu yang relatif tidak singkat.