Hari ini saya coba sajikan BAGIAN KE-DELAPAN dari serangkaian kisah yang saya tulis sebagai bagian utuh dari naskah Novel saya yang bertajuk “Tuhan Masih Hidup,” awalnya dengan penuh keraguan di tengah atmosfer wacana tentang hal-ihwal SARA yang tak berkesudahan. Beruntung ada dua orang dari dunia sastra yang menyemangati saya. Pertama Prof. Ismail Marahimin, dosen FIB-UI dan kedua, Korrie Layun Rampan, salah seorang guru menulis saya. Keduanya berujar, “Tak ada persinggungan SARA di karya ini, hanya judulnya saja yang menggoda, Tuhan Masih Hidup.”
Nah, Kompasianer yang Budiman, selamat menikmati….
———————————————————
“Tolong….Tolooonggg!”Sebagian orang yang lelap tertidur di barak pengungsian itu serentak terjaga.Dari salah satu sudut ruangan itu sumber suara berasal.Dua orang petugas kesehatan menuju ke sana. Astagfirullah.Apa yang terjadi? Bukankah itu Zaleha dan ibunya?