Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

9. KEHENDAK TUHAN (Selesai)

4 Maret 2010   09:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 86 0
Pengantar:

Hari ini saya coba sajikan BAGIAN KE-SEMBILAN dari serangkaian kisah yang saya tulis sebagai bagian utuh dari naskah Novel saya yang bertajuk “Tuhan Masih Hidup,” awalnya dengan penuh keraguan di tengah atmosfer wacana tentang hal-ihwal SARA yang tak berkesudahan. Beruntung ada dua orang dari dunia sastra yang menyemangati saya. Pertama Prof. Ismail Marahimin, dosen FIB-UI dan kedua, Korrie Layun Rampan, salah seorang guru menulis saya. Keduanya berujar, “Tak ada persinggungan SARA di karya ini, hanya judulnya saja yang menggoda, Tuhan Masih Hidup.”

Nah, Kompasianer yang Budiman, selamat menikmati….

———————————————————

       “Biadab…!  Aduh!,” Fredrick memegangi kepalanya.  Kata “biadab” meluncur dari mulutnya mendengar kisah Zaleha, keluarganya dan saudara-saudara sekampung halaman.  Lebih-lebih kisah penyerbuan Frans dan teman-temannya itu.   Sesekali Fredrick mengomentari apa yang diungkapkan Zaleha.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun