Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cerita Ronda di Pojok Merangin

7 Maret 2020   04:05 Diperbarui: 7 Maret 2020   04:10 197 3
Mengisi kegiatan ronda malam dini hari (7 Maret 2020) demi mewujudkan keamanan tingkat RT 22 Perum Kota Mandiri Sei Ulak Nalo Tantan Kab. Merangin, Prop Jambi di tengah-tengah pemberitaan cara menghadapi bahaya virus Corona tentu tidak sia-sia. Dengan sugesti positif,  istirahat, makan dan olahraga yang cukup dan teratur insyallah imunitas tubuh terjaga pula. Teknis ronda yang sudah disepakati dalam rapat perangkat RT 22 ini untuk kemanan dari pencurian di antaranya adalah tim ronda menelusuri wilayah RT22 dan memungut uang iuran warga Rp 1000 di tiap rumah. Partisipasi iuran menurut pantauan saya karena uang yang terkumpul berkisar di angka 98.000 - 130.000 berarti jumlah Kepala Keluarga yang ikut partisipasi ada 98-130 KK . Setidaknya sekitar 65 persen dari seluruh warga RT 22 ikut partisipasi iuran. Alasan tidak partisipasi yang terpantau oleh saya adalah iuran Rp 1.000 per hari (atau menjadi 30 ribu rupiah per bulan) tidak disetujui beberapa warga (bila dikali 100 warga dan dikali 10 bulan bisa terkumpul 30 juta rupiah yang dapat dimanfaatkan untuk membeli tenda warga untuk suatu acara tiap warga misal yasinan, dan untuk membiayai program lainnya), dan karena ada sejumlah rumah yang belum ditempati. Alasan lainnya saya belum ketahui, tampaknya perlu survei di grup WhatsApp warga RT 22. Ya sebentuk angket yang menanyakan seberapa kesanggupan setiap warga mengenai iuran RT 22. Menurut pantauan saya, maksudnya obrolan di tengah ronda ada sejumlah diskusi mengenai kemungkinan opsi-opsi dan statemen. Kasus uang Rp 5000 tidak 'bersosok' 4000, personil ronda mungkin memungut dan berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sebelumnya. Atau yang memungut berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sesudahnya. Sehingga dikembalikan 4 ribu. Atau yang memungut berpikir uang 5 ribu itu untuk hari itu dan 4 hari sesudahnya. Sehingga diambil 5 ribu karena tidak ada uang kembaliannya (sosoknya). Atau mungkin ia berpikir udah ngantuk, capek, pengen cepat beres, besok harus kerja/ngantor, shg semua diambil dan semua di setor ke bendahara. Keempat-empatnya semua uang disetor ke bendahara. Tidak ada yg dirugikn. Tp muncul fitnah dikira tidak partisipasi membayar per hari Rp 1000. Artinya perlu sistem lain barangkali. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun