Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Uang: Jokowi, Prabowo pun Tertipu Puluhan Tahun (Bag. 6)

14 Juli 2014   00:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:26 318 0





Kita beranjak ke masa kini: teknologi terus berkembang. Nofie Iman (2013) menuturkan dalam blognya (nofieiman.com) saat ini data yang dihasilkan dalam dua hari melampaui data yang dimiliki umat manusia selama 20 abad. Artinya aktivitas manusia makin padat.


Kita kembali ke masa lalu: koin, uang kertas kadang buat masalah karena ancaman perampokan dan pencurian. Sedang cek hanya berlaku pada komunitas tertentu maka Fabian dkk merealisasikan penerbitan kartu plastik yang lengkap dengan data pemegangnya, nama, foto, nomor penduduk. Ini kartu plastik berlaku sebagai alat bayar asal berisi saldo. Kartu plastik ini terhubung ke komputer dan Fabian dkk bisa mengetahui seluruh transaksi masyarakat.





Kelas pegawai negeri mendapat gaji bulanan, cenderung gratis tanpa bunga jika menggunakan kartu plastik. Tapi bagi para pedagang dan pengusaha mereka harus meningkatkan produksi, bayar gaji karyawan ,meningkatkan kerja marketing. Penggunaaan kartu plastik oleh pedagang , bunganya 18% untuk satu tahun. Lebih merugikan ketimbang 5%.





Kabar berita finansial setara dengan sabda suci spiritual sebab Fabian dkk tampil meyakinkan dan mengasai seluruh Pers (media).





Perusahaan kecil bangkrut lagi. Perusahaan besar bercabang-cabang kantornya di berbagai tempat, sehingga bos banyak untung.





Larry Hannigan menuturkan dalam buku Masa Lalu Uang dan Masa Depan Dunia sub judul Saya Menginginkan Seluruh dunia Plus 5%: hikmah dan kandungan dalam kisah Fabian merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Maka pelajarilah para tukang emas di Inggris abad ke-16 dan ke-17 Masehi.





Tapi kenapa sih Larry Hannigan membuat kisah Fabian. Ternyata itu adalah teknik hebat agar informasi mudah diingat orang sebagaimana ditulis oleh Jackie Gerstein, Ed.D. (2013) diakui bahwa “storytelling is the most powerful way to put ideas into the world today”. Artinyaberkisah adalah cara yang paling ampuh untuk menempatkan ide-ide ke dalam dunia saat ini.





“Semua tambah rumit ketika Pemerintah Inggris berutang pada para tukang emas Inggris. Pemerintah Inggris cuma memikirkan bagaimanaberperang dengan Perancis. Pemerintah Inggris berutang kepada para tukang emas. Kemudian uang kertas menjadi legal oleh Pemerintah Inggris atas desakan para tukang emas” tambah Larry Hannigan.





Agaknya berkaitan dengan cikal-bakal Perang Dunia I maupun Perang Dunia II. Coba di-confirm lagi di buku-buku sejarah Perang Dunia.





Benar ,sebuah nasihat dari Tajuk Rencana “Tambah Utang Strategi Usang” (sebuah artikel dalam Koran lokal Jambi yang terbit pada tahun 2012, yang saya cuma sempat foto sebagian lembarnya pada tanggal 31 Maret 2012, tapi kemudian setelah saya cek artikel tersebut juga ada di padangekspres.co.id). Masih menurutTajuk Rencana tersebut, hampir seluruh negara di dunia mempunyai utang, kecuali Korea Utara. Jika pembiayaan melalui Surat Berharga Negara (SBN) maka itu hanya memperpanjang waktu pembayaran kembali kewajiban utang. Upaya konkret mengurangi beban utang dan defisit anggaran Pemerintah adalah peningkatan efisiensi belanja Pemerintah, pencegahan kebocoran dan mark-up belanja modal, mengurangi birokrasi dan ekonomi tinggi, meningkatkan produktivitas dan penerimaan dalam negeri dari sektor perpajakan, dan meningkatkan produksi migas.





Tapi sesungguhnya yang harus diedit atau diubah adalah sistem (riba). Solusinya bukan bertumpu pada dampak/akibat tapi dilihat dari penyebabnya. Penyebabnya lah yang harus ditangani bukan dengan meningkatkan efisiensi belanja negara. Sistem riba harus diganti. Maksudnya, uang 5% harus dibelanjakan oleh pihak Perusahaan Simpan-Pinjam sehingga orang yang berutang dapat mengembalikan (melunasi).





Jika belum dipahami maka mungkin ini bisa membantu: uang harus benar-benar sebagai alat tukar sekaligus alat bayar dan dihitung setara oleh penjual dan pembeli dengan kriteria tertentu. Misal 1 gram emas ditukar dengan handphone. Ini lah substansi pembelian dan penjualan.





Artinya kalau pun tetap menggunakan uang kertas, harus lah mencatat seluruh barang/jasa di dunia ini dan diestimasikan sesuai dengan seberapa banyak emas yang ada (menyetarainya).





Sistem bunga harus dihapuskan. Kalau tetap menggunakan sistem bunga maka pihak yang memberi pinjaman uang harus mengedarkan (dalam arti membelanjakan) sebanyak bunga itu supaya peminjam dapat melunasi utang pokok dan utang bunga. Titik.





Sedikit mengulang, berdasarkan bukti yang telah diteliti, penambangan emas sudah terjadi sejak zaman Raja Mesir kira-kira 2000 SM, bukti berupa peti emas Raja Mesir menunjukkan tahun 1932 SM.





“Tahun 600 SM koin emas sudah digunakan di suatu wilayah Turki. Tahun 50 SM koin emas Romawi memang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai tahun 1971 emas adalah alat tukar sekaligus alat bayar untuk barang/jasa,” tutur Nofie Iman (2008:30).





“Tapi sejak perjanjian Bretton Woods dibatalkan pada tahun 1971 jadilah ukuran jaminan uang dunia adalah dolar—secara resmi (legal) dan penuh (mengikat semua pihak)—yang hampir tidak punya nilai intrinsik dan tidak substantif sebagai alat tukar maupun alat bayar” tambah Nofie Iman. Seharusnya yang menjamin uang kertas adalah emas atau logam mulia lainnya. Tidak dicetak uang kertas kecuali ada penjaminnya (ada penggantinya). Misal uang kertas empat ratus ribu rupiah dicetak jika terdapat emas 1 gram.





Riba, penipuan besar, termasuk saya tertipu. Anda pun, saudara Anda pun, Jokowi maupun Prabowo juga. Bagaimana media diarahkan untuk menimbulkan perang dan bagaimana perang membutuhkan uang? Agaknya ada kaitan.





Ada korek api dan menghasilkan api kecil yang kemudian membesar jadilah perang dunia. Boleh jadi sebagain disebabkan oleh Pers yang membesar-besarkan masalah. Tapi ada baiknya untuk mengecek film dokumenter karya Adnan Oktar atau biasa dikenal dengan Harun Yahya (2004) dengan judul “Di Balik tirai Perang Dunia”. Dibalik Perang Dunia adalah materialisme. Kenapa? Silakan tonton film tersebut! Uang, uang, dan uang, kalo salah kelola menghancurkan kita.Perang Dunia I dan II menghilangkan 65 juta nyawa manusia. Sehubungan dengan itu adalah tonton juga film “Paham Zionisme dan Israel” karya Harun Yahya (2005) juga.




Dengan menonton film itu semoga kita tergerak menyumbangkan apayang bisa kita sumbangkan apalagi kabar terbaru serangan Israel ke Gaza di hari keenam (hingga hari minggu ini, 13 Juli 2014) telah menewaskan 149 orang (english.alarabiya.net) , sementara menurut kompas.com 165 orang tewas. 1.200 sasaran telah dihantam dari udara. Pasukan darat (cadangan) sebanyak 20 ribu dikerahkan (english.alarabiya.net). Semua itu disusul dengan kecaman terhadap Israel, datang dari berbagai kalangan seperti dari Hizbut Tahrir, Salafi, atau lembaga lainnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun