Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Uang: PKS HANCUR (Bag. 7)

1 November 2014   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:58 1342 7

Malam,

Angin berbisik,

Wahai pemimpin. Aku memang bukan pemimpin.

Aku peduli. Inilah kepedulianku kepada kau.

Angin berbisik,

Maka, jadilah engkau seperti Gajah yang mampu mendengar bunyi infrasonik. Kau dapat mendengar dari kejauhan untuk komunikasi. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa mendengar.

Angin berbisik,

Maka, jadilah kau seperti Jangkrik yang mampu mendengar bunyi infrasonik, dapat bersembunyi, bukan pengecut. Tapi untuk susun strategi karenaia dapat mendengar meski dari kejauhan. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa mendengar.

Angin berbisik,

Maka, jadilah engkau seperti kelelawar yang mampu mendengar bunyi ultrasonik. Bahkan ia mampu yang memanfaatkan bunyi ultrasonik untuk modifikasi penglihatan. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa melihat dalam mega-malam.

Maka, jadilah kau seperti Lumba-lumba mampu mendengar bunyi ultrasonik. Ia dapat menemukan mangsa meski dari kejauhan. Sementra yang lain mesti dekat untuk bisa melihat dalam mega-samudera.

Angin berbisik,

Wahai pemimpin meski kau jauh di barat (Jakarta) jangan kau lupa emas di timur (Papua).

Angin berbisik,

Bukankah kau bisa mencetak uang dengan jaminan emas Papua?

Angin berbisik,

Undang-Undang Perbankan bisa diubah.

Penting lagi, harus ada niat.

Hati-hatilah!

Angin berbisik,

“Kau aturlah Bank itu, batasilah kekuasaannya!”

“Telitilah sejarah Bank!”

“Maksudku Bank Sentral Pak.”

“Bank Indonesia juga boleh Pak.”

Angin berbisik,

Sekarang Bank Indonesia berwacana: “Mempertahankan stabilitas sistem keuangan.”

Setidaknya, kau harus ingat kekata Fadhel Kaboub “Money is one of the most controversial issues studied by all schools of economicthought!”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun